Ini Cara PKBM Miftahul Ulum Cetak Warga Mandiri 

Media Jatim

MediaJatim.com, Pamekasan-Salah satu program unggulan PKBM Miftahul Ulum Kertagena Tengah Kadur Pamekasan adalah Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Unggulan (PKWU). Sosialisasi program PKWU terhadap warga belajar dilakukan di kediaman Dr. Jam’an, M.Pd, selaku ketua penyelengara PKBM, Minggu (24/09) pukul 08.00 WIB. Sebanyak 24 warga belajar mengikuti acara tersebut.

Program PKWU dimaksudkan untuk mengembangkan potensi warga belajar dan hal berwirausaha, dalam hal ini adalah membuat beragam kue. Seperti diungkapkan oleh Jam’an, bahwa warga belajar butuh wadah untuk mengasah keterampilan mereka dalam berwirausaha, sebagai bekal meraka memperluas pengetahuan dalm bidan kuliner yaitu membuat kue.

Selain itu, tambahnya berbekal ilmu membuat beragam kue, para warga belajar bisa meningkatkan taraf hidup mereka dengan cara menjual hasil karyanya ke toko-toko terdekat atau toko yang biasa melayani titipan kue. Dengan demikian, warga belajar yang seluruhnya adalah perempuan akan punya peran dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

“Program ini akan terselenggara selama tiga bulan, harapnnya, waktu yang sangat singkat ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta PKWU sehingga benar-benar mendapatkan ilmu yang matang dan diterapakan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap  Jam’an  yang juga bertindak sebagai Kepala SMA Islam Miftahul Ulum.

Baca Juga:  Rektor Piawai Jalin Kerja sama dan Karya Ilmiah Tertinggi di Madura, UIM Raih 2 Piagam Asia Excellence Choice Awards 2023/2024

Pemerintah desa juga sangat mendukung pada program PKWU ini, dalam hal ini adalah kepala Desa Kertagena Tengah, Bapak Suto, S.Pd.I, M.M yang juga hadir sekaligus membuka acara tersebut.

Suto mengungkapkan, warga belajar yang ikut program ini setidaknya akan memperolah dua hal yang sangat penting bagi para pelaku wirausaha. Pertama adalah Kreatif, program ini tentu akan membahas hal-hal baru yang membangun imajinasi warga belajar menjadi kreatif. Dengan demikian, warga belajar akan terbekali membuat kue yang beda dari  yang lain, membuat produk yang sanagt besar kemungkinan akan mempunyai peminat yang banyak.

Kedua inovatif. Ini dimaksudkan agar peserta PKWU menjadi warga belajar yang satu langkah lebih maju dari pada yang lain. Setelah sukses membuat kue yang inovatif, tinggal mencari jaln untuk menyalurkan produk-produk meraka. Dengan demikian perekomian merake juga akan terangkat disertai dengan taraf hidupnya akan lebih terjamin.

Kepala Desa juga berharap, setelah tiga bulan dilatih membuat kue, para peserta juga langsung bisa membuat produk yang bisa dinikmati oleh orang banyak.

“Jika mereka langsung diarahkan untuk membuat suatu produk, tentu meraka tidak akan menunngu waktu lama untuk menerapkan ilmunya,” uangkap Suto.

Banner Iklan Media Jatim

Selain itu, tambahnya warga belajar jangan selalu bergantung pada bahan-bahan isntan, tetapi untuk membuat kue meraka memanfaat bahan-bahan yang ada disekitarnya, sehingga warga sekitar, utamanya yang mempunyai bahan dasar ikut merasakan manfaat dari program PKWU.

Baca Juga:  Sah, STIU Al-Mujtama’ Pamekasan Alih Status Jadi STAI

Adapun Dra. Chairijah sebagai penilik Pendidikan Luar Sekolah (PLS) juga merasa perlu memberikan bimbingan dan motivasi kepada para peserta PKWU.

“Dengan adanya program PKWU, sebenarnya akan membantu para ibu-ibu rumah tangga memulai aktifitas yang berguna bagi kesejahteraan keluarga. Bakat yang diperolah setelah pelatihan ini bisa dikembangkan dengan membuat layanan Cathering kue,”Ujar Chairijah.

Dengan begitu, akan saling melengkapi antara kepala keluarga dan ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” uangkap ibu her, panggilan dari Chairijah.

Beliau juga berpesan, kue yang dibuat memang benar-banar dibutuhkan oleh masyarakat terutama untuk momen tertentu seperti perayaan pernikahan.

”memanfaatkan momen tertentu seperti perayaan pernikahan akan memperkecil kesulitan dalam mecari pasar, dan pasar itu tidak hanya cukup di lingkup kecamatan kadur, tetapi bisa melebarkan sayap pada kecamatan yang lain”, tukas Chairijah.

Reporter: Imam Syafi’i

Redaktur: Hairul Anam