Mantan PNS di Banyuwangi Ini Piawai Membuat Barong

Media Jatim

MediaJatim.com, Banyuwangi – Ashari, warga Dusun Kepatihan Desa Cluring mantan Pegawai Negri Sipil (PNS) staff umum di Kecamatan Cluring tersebut ternyata lihai membuat barong khas Banyuwangi. Kemampuan pria berusia 58 Tahun ini sudah tidak diragukan lagi, karena hasil karyanya berkualitas bagus.

Saat dikonfirmasi di kediamannya, awal mula dia bisa membuat barong bermula ketika anak ragilnya sakit. Saat itu putra kesayangannya ingin dibelikan barong. Karena tak ada dana, kemudian dia nekat membuat barong dari kayu bekas kusen rumah. Dari keteramapilannya dibidang pertukangan, dia mulai memahat kayu itu dan dijadikan kepala barong mainan.

“Dari sini kemudian saya kembangkan,” jelas Ashari.

Selain ahli membuat kepala barong, Ashari juga mampu membuat badan barong. Tentu saja dari kedua karyanya itu mempu membuat pecinta barong tercengang, karena karyanya berbeda dengan perajin barong yang ada di Bumi Blambangan.

“Barong buatan saya memilki ciri khas tersendiri. Ini hasil modivikasi saya, setelah melihat barong – barong yang ada di Banyuwangi,” terangnya.

Baca Juga:  Jalan-jalan Sarungan Ramaikan Perayaan Hari Santri Nasional

Ciri khas barong karyannya, bisa dilihat dari wajah barong. Yang menjadi ciri khasnya terdapat gigi taring di bagian rahang, hidung lebih besar, bagian kelopak bagian mata alis, dan di kepala barong terdapat dua tanduk. Dari ciri khas ini menjadikan barong buatannya lebih hidup dan terlihat sangar.

“Coba sampean samakan. Perbedaannya akan terlihat dengan sendirinya,” jelasnya.

Menurut Ashari, proses pembuatan barong prejeng ini bisa selesai dalam waktu satu bulan. Langkah awal pembuatannya dia mencari bahan baku untuk pembuatan kepala barong. Bahan bakunya terbuat dari kayu cangkring. Kayu itu dikeringkan terlebih dahulu selama satu tahun. Dan bahan ini sudah tersedia di gudang miliknya.

Kemudian tanpa digambar, dia mulai memahat wajah barong dengan peralatan tatah. Setelah jadi, wajah barong ini dihaluskan dengan ‘rempeleas’ kemudian dikeringkan. Setelah kering, dia mulai mewarnai wajah barong dengan cat. Uniknya, meski proses pengecatannya dilakukan secara manual tanpa ‘compressor’, hasil akhirnya bisa mulus seperti di cat menggunakan alat, bukan dengan tangan.

Banner Iklan Media Jatim

“Ngecatnya manual. Hanya cat biasa yang saya gunakan,” katanya.

Baca Juga:  Rumah Zakat Bersama BPJS Ketenagakerjaan Salurkan Bantuan Logistik untuk Korban Bencana di Banten

Setelah kepala barong itu jadi, dia membuat Jamang, jamang merupakan mahkota atau hiasan kepala barong. Dan Jamang ini dikerjakan usai proses pembuatan badan barong prejeng selesai dikerjakan. Untuk pembuatan badan barong, krangka badan dan sayap ia menggunakan bahan kayu penjalin yang ia rekatkan dengan kain penutup.

Di bagian sayap dia menggunakan penutup kayu penjalin itu, menggunakan karpet plastik. Setelah menyerupai bentuk badan barong prejeng, dia mulai menghiasnya menggunakan ‘scotlet’ kaca dan cat.

“Badan barong ini terdiri dari 4 sayap 1 mahkota,” katanya.

Setelah badan barong dan kepala barong selesai dikerjakan, barulah barong ini mulai di hidupkan. Untuk memainkan barong khas Banyuwangi ini hanya membutuhkan 1 orang saja.

“Hasilnya seperti ini. Dan disetiap pertunjukannya selalu ramai penonton,” pungkas Ashari, menutup perbincangan wartawan.

Reporter: Yudi Irawan

Redaktur: Sulaiman