Segera Copot Kepala SDN Banuaju Barat 1 Sumenep

Media Jatim

MediaJatim.com, Sumenep – Sejumlah wali siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Banuaju Barat 1, Desa Banuaju Barat, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, melakukan aksi demo ke sekolah setempat, Senin (16/7).

Sambil membawa spanduk kecaman, mereka menuntut kepala sekolah dicopot atau mundur dari jabatannya. Kerena sampai ini dianggap tidak mampu melaksanakan tugas.

“Kepala sekolah tidak bisa memajukan sekolah,” tutur Nur Aini, salah seorang wali siswa.

Padahal, lanjut Nur Aini, saat kepala sekolah sebelumnya menjabat, sekolah setempat maju dan muridnya banyak.

“Sebelumnya maju, sekarang merosot,” jelasnya.

Sejak awal, kepala sekolah yang saat ini menjabat dinilai tidak bertanggung jawab. Salah satunya tidak melayani kebutuhan siswa. Seperti sosialisasi pengadaan seragam sekolah dan yang lain.

Baca Juga:  Wazirul Jihad Tewas Tabrak Bus Mini

Ditambah lagi, kepala sekolah juga terkesan menutup diri dengan wali siswa. Bahkan dituding tidak pernah peduli terhadap siswanya.

Terbukti, saat guru yang lain berhalangan untuk mengajar, kepala sekolah tidak pernah ada inisiatif untuk mengajar. Dia tetap berada di dalam ruang guru.

“Kepala sekolah yang sekarang tidak pernah (sosialisasi). Kadang kalau guru lain tidak ada, kepala sekolah menyuruh siswa pulang,” keluhnya.

Banner Iklan Media Jatim

Secara terpisah, kepala sekolah setempat, Nordi DN, menanggapi desakan mundur yang disampaikan oleh sejumlah wali siswa.

Menurutnya, desakan itu karena kepala sekolah yang baru dianggap bisa memberi harapan lebih baik.

“Saya memahami, barangkali kalau ada kepala sekolah baru lebih baik lah. Mungkin juga begitu,” jawab Nordi DN.

Baca Juga:  Aneh! Pos dan Relawan Sudah Ada, Kades Kumbang Sari Belum Ajukan Anggaran

Namun menurut Nurdi, jumlah siswa yang sedikit dan jumlah guru yang terbatas, juga menjadi masalah.

Saat ini, hanya ada 3 guru PNS dan 5 guru sukwan. Itupun jadwal guru sukwan tidak setiap hari. Ditambah lagi, jarak tempuh semua guru cukup jauh. Sebab semuanya berada di kota (Sumenep) dan jauh dari sekolah setempat.

Nurdi juga menceritakan banyaknya lembaga di desa tersebut. Hal itu diduga juga menjadi pemicu merosotnya siswa di sekolah yang di pimpinnya.

“Di desa ini ada 4 lembaga. 2 Madrasah dan 2 SD. Banyak lembaga,” tutupnya.

 

Reporter: Nur Khalis
Redaksi: Sulaiman