Kemensos Apresiasi Komunitas India Sikh Dorong Darung Umum Mandiri di Sulteng

Media Jatim

MediaJatim.com, Jakarta – Kementerian Sosial RI apresiasi peran Komunitas India di Indonesia dalam mendorong kemandirian warga korban gempa di Kabupaten Donggala mengelola dapur umum secara mandiri.

“Komunitas Sikh Seva Indonesia (SSI) bekerja sama dengan Khalsa Aid mendirikan dapur umum di 5 titik di Kabupaten Donggala. Dua dapur umum mereka kelola, dua dapur umum lainnya dikelola oleh masyarakat dengan pasokan bahan makanan dari mereka,” tutur Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Senin.(15/10).

Ia mengatakan dapur umum merupakan salah satu sarana dalam pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak bencana. Konsep dapur umum Khalsa Aid ini, lanjut Dirjen bisa menjadi contoh penerapan konsep dapur umum di Indonesia. Dimana mereka menyediakan peralatan dan dan perlengkapan memasak, sementara untuk proses memasak dilakukan oleh ibu-ibu di pengungsian.

“Konsep Langar atau Community Kitchen ini bisa kita adopsi. Dapur umum tidak harus selalu menggunakan truk dapur umum yang selama ini kita pakai. Dalam situasi bencana seperti di Sulteng, untuk memobilisasi truk dapur umum lapangan perlu waktu. Sehingga konsep Langar lebih mudah dan cepat kita lakukan karena yang kita berdayakan adalah warga setempat,” katanya.

Dengan memandirikan masyarakat mengelola dapur umum, akan lebih efektif dan efisien, serta dapat menjangkau dengan cepat pengungsi yang berada di atas perbukitan di Donggala.

Untuk mendukung operasional dapur umum ini, Kemensos melalui Dinas Sosial Provinsi Sulteng dan Dinas Sosial Kabupaten Donggala mendistribusikan beras dan paket makanan, tenda serbaguna untuk ibu-ibu memasak, matras, perlengkapan dapur umum, tenda serbaguna tempat ibu ibu memasak.

Anggota Sikh Seva Indonesia Balwinder Singh mengatakan ia datang bersama lima orang anggota sementara dari Khalsa Aid sebanyak delapan orang. Sebelum mendirikan dapur umum, mereka melakukan pemetaan di titik yang belum maksimal terjangkau layanan permakanan.

Baca Juga:  PMII Pamekasan Evaluasi Kinerja KPK

“Kami berkeliling ke tiga wilayah terdampak. Hasilnya adalah di Palu sudah banyak dapur umum baik dari komunitas, organisasi, maupun dari kementerian dan lembaga pemerintah. Sementara untuk Donggala khususnya di wilayah yang berbukit-bukit belum ada dapur umum. Maka kami putuskan membuat dapur umum di Donggala. Sigi juga sedang dalam penjajakan tim kami,” kata Balwin.

Relawan Khalsa Aid, Dokter Shamsher disela-sela membagikan makanan untuk pengungsi di lapangan Desa Loli Pesua menambahkan setiap hari timnya menanyakan kepada ibu-ibu menu masakan untuk makan siang dan makan malam. Seluruh bahan dicatat kemudian dibelanjakan oleh tim Khalsa Aid di Pasar Palu.

Dokter yang bekerja di sebuah rumah sakit di Chandigarh, India ini mengatakan bahan makanan yang sudah dibeli di pasar diserahkan kepada ibu-ibu di dapur umum untuk dimasak. Dalam satu kali memasak, ibu-ibu mampu menyajikan hingga 500 porsi makanan.

“Saat proses memasak kami juga memberikan pendampingan misalnya bagaimana cara menyiapkan makanan yang bersih dan higienis, mencuci bahan makanan dengan benar, dan menjaga kebersihan alat masak dan dapur. Setelah memasak selesai, kami turut membantu membagikan makanannya,” kata dokter yang mengambil cuti kerja untuk tugas kemanusiaan Khalsa Aid di Sulteng ini.

Khalsa Aid dan Sikh Seva Indonesia membuka dapur umum di Desa Loli Pesua Dusun 3, Desa Loli Oge, dan Desa Bone Oge. Mereka memberikan beras, alat memasak dan turut membantu memasak serta menyajikan kepada pengungsi.

Baca Juga:  Pantau Pertumbuhan Anak, Mahasiswa UMM Lakukan Screening Kesehatan

Di Tanjung Karang dan Labuan Bajo mereka memberikan makanan mentah berupa beras dan sayuran berikut alat masak. Di kedua dapur umum ini para ibu yang diberdayakan untuk memasak sendiri.

Kami berterima kasih sekali kepada pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Sosial yang telah mendukung kegiatan kemanusiaan ini dengan menyiapkan tenda, peralatan dan perlengkapan memasak yang lengkap, serta memberikan dukungan logistik berupa beras dan bahan makanan lainnya,” tutur Shamsher.

Sementara itu sejak sehari setelah bencana hingga perpanjangan masa tanggaap darurat saat ini, Kementerian Sosial sendiri telah mendirikan 20 dapur umum lapangan yang dikelola oleh dinas sosial berbagai provinsi dan Taruna Siaga Bencana (TAGANA).

“Dapur umum lapangan ini tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi. Kini beberapa dapur umum telah kami alihkan menjadi dapur umum mandiri yang dikelola oleh warga sehingga jumlah dapur umum kami berkurang digantikan dapur yang dikelola warga dengan pasokan bahan makanan dari dinsos,” tutur Dirjen.

Dikutip dari website Khalsaaid.org, Langar adalah konsep yang dibuat oleh Guru Nanak Dev Ji, guru pertama dari Sikh. Langar adalah dapur umum yang disiapkan untuk menyediakan makanan bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang, etnis, kepercayaan agama, gender atau status sosial.

Langar Aid adalah sebuah proyek organisasi bantuan kemanusiaan global yang berbasis di Inggris, Khalsa Aid International (KAI). Tujuannya adalah untuk memerangi kelaparan di seluruh dunia. KAI menyediakan makanan dan air dalam keadaan darurat kepada korban bencana alam, perang dan konflik sipil selama 19 tahun terakhir.

Reporter: Sulaiman

Redaktur: Aryudi AR