MediaJatim.com, Sumenep – Tradisi kupatan yang sering dirayakan pada tujuh hari pasca lebaran idul fitri, selalu ditunggu oleh masyarakat desa Gapura Tengah, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (12/6).
Setiap tahun, tradisi hasil buah pikiran walisongo dalam menyebarkan dahwah islam melalui budaya ini, selalu dirayakan oleh masyarakat desa setempat.
Tradisi kupatan ini, diisi dengan doa bersama dan tahlil di masjid Nurul Jadid yang ada di desa setempat. Ratusan warga desa cukup antusias merayakan tradisi kupatan yang lebih dikenal dengan sebutan tellasan topa’ ini.
“Ini tahun ke delapan tellasan topa’ di gelar,” tutur Luthfi, sekretaris takmir masjid.
Doa bersama yang dilanjutkan dengan tahlil ini, lanjut Lutfi, dikhususkan kepada almarhum para kyai, sesepuh desa dan kerabat dari warga desa yang meninggal.
“Dari rumah masing-masing, warga sudah membawa catatan berisi nama-nama keluarga yang sudah meninggal. Kami doa dan tahlil bersama di masjid,” tambahnya.
Selain itu, Lutfi menambahkan, momen yang paling ditunggu adalah makan ketupat bersama. Usai menggelar doa bersama dan tahlil, warga akan berebut mengambil ketupat dan berbagai macam lauk pauk yang sudah tersedia di teras masjid.
“Ketupatnya di bawa oleh warga dari rumahnya. Sampai di masjid, jamaah putri menyiapkannya usai doa bersama,” terang Lutfi.
Kegiatan ini dinilai positif. Selain untuk doa bersama dan tahlil, kegiatan ini juga bisa memupuk tali silaturrahmi dan mempererat persaudaraan antar warga.
“Setiap momen yang baik, seperti tellasan topa’ ini, saya rasa bagus diisi dengan kegiatan yang baik-baik pula,” kata Haris, ketua takmir masjid setempat.
Diharapkan kegiatan ini terus bisa dilaksanakan setiap tahun. Selain untuk menjalin silaturrahmi juga untuk menghidupkan masjid dengan kegiatan-kegiatan positif.
“Tujuannya juga agar masjid ini terus hidup,” pungkas Haris.
Reporter: Holis
Redaktur: Sulaiman
Jalin Silaturrahmi Lewat Tradisi Kupatan
