H Rasyid: Saya Wajib Ngopeni Pesantren

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember – Peningkatan mutu pendidikan pondok pesantren adalah salah titik tekan H Rasyid Zakaria dalam membangun Jember yang lebih baik. Menurutnya, membangun Jember tidak bisa mengabaikan pesantren. Sebab pesantren merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan SDM (sumber daya manusia) yang berakhlaq mulia. Karena itu, omong kosong membangun Jember tapi mengacuhkan pesantren.

“Meningkatkan mutu pesantren dan mengupayakan kemandirian pesantren itu pasti jadi prioritas program saya nanti,” ujarnya saat menyampaikan orasi dalam Kongres Santri yang digelar oleh Asparagus (Assosiasi para Lora dan Gus) di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Sabtu (18/1).

Baca Juga:  Deklarasi Damai Pileg dan Pilpres Berlangsung Sukses di Kadur

Selain itu, pria yang akrab disapa Kak Towan itu menegaskan akan merealisasikan BOP (Bantuan Operasional Pesantren) untuk semua pondok pesantren di Jember. Hal tersebut sangat dimungkinkan mengingat APBD Jember cukup besar, yaitu sekitar Rp. 3,5 Triliun. Dana yang bejibun itu tentu akan menghasilkan sesuatu yang membanggakan untuk Jember asalkan dikelola dengan baik. Sedangkan untuk pesantren yang jumlahnya 700-an, tentu akan mendapat anggaran yang proporsional dari APBD tersebut.

“Kalau saya ditakdirkan oleh Allah untuk memimpin Jember, tolong dicatat bantuan operasional pesantren, pasti saya kasih. Saya wajib ngopeni pesantren,” jelasnya.

Ketua Lesbumi Jember itu memastikan pembangunan Jember berjalan lancar asalkan pemimpinnya mampu bekerjasama dengan segenap komponen yang ada. Ia menyebut dengan istilah Sinergi Trisula. Yaitu kerjasama bupati, DPRD, dan masyarakat.

Baca Juga:  Eksan Sebut Rofiq Bisa Pimpin Lumajang

“Jika tiga komponen itu bersinergi, saya yakin uang triliunan rupiah itu akan mampu mensejahterakan masyarakat,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu H Rasyid juga meneken perjanjian yang dibuat pihak Asparagus. Salah satu isi perjanjian itu adalah bupati wajib memperhatikan kesejahteraan guru ngaji, madrasah diniyah dan seluruh pesantren, serta menolak segala bentuk kegiatan yang berbau radikal.

“Tanpa dibuat perjanjian seperti itu, sebagai kader NU, saya wajib memenuhi semua itu,” terangnya.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: A6