Pernyataan Sumir Wabup Terkait Penjarahan Tanah

Media Jatim

Oleh: A Dardiri Zubairi

Saya dapat rekaman wawancara wakil bupati Sumenep Ahmad Fauzi menyikapi isu “penjarahan tanah” yang masif sejak dua tahun terakhir di Sumenep, juga terkait industri tambak udang yang dinilai oleh pegiat agraria diduga melanggar perda RTRW.

Poinnya bapak wabup menyatakan: 1. Tak mungkin pemda bikin regulasi perlindungan tanah (ini sudah dicoba tapi pemprov menolaknya); 2. Industri tambak udang tidak melanggar perda, skpd terkait menurut beliau sangat hati hati mengeluarkan ijin; 3. Investasi tak bisa ditolak, karena investasi akan meningkatkan pertumbuhan .

Dari tiga poin di atas, saya sudah bisa menebak dimana posisi wabup dalam kasus agraria. Seandainya wabup hadir ketika pegiat agraria melakukan audiensi mungkin tak akan mengeluarkan pernyataan seperti ini.

Baca Juga:  Suka Duka Safari Kepulauan

Saya akan coba tanggapi 3 hal di atas.

1. Saya mengapresiasi pemda yang berusaha bikin perbup perlindungan tanah meski ditolak oleh pemprov. Tapi ijinkan saya berpendapat konten perbup itu memang “kurang cantik” karena seolah melarang transaksi jual-beli tanah. Pada hal makna perlindungan tidak selalu secara harfiah dimaknai membuat perbup yang isinya melarang, tapi bisa dalam makna mengatur bagaimana tanah rakyat tidak ludes, misalnya menata ruang yang bisa menguntungkan warga. Itu sudah kami sampaikan sama bapak bupati.

2. Silahkan baca kembali perda RTRW nya pak wabup. Buat apa perda dibuat jika dilanggar ? Alibi atas dasar kajian, rekomendasi, atau menurut pak wabup tanah tegalan tak bisa dijadikan rujukan, yang jadi rujukan ya perda RTRW. Dan perlu bapak wabup ketahui. SKPD kehilangan argumentasi ketika menjawab pertanyaan agraria. Mereka saling lempar tanggungjawab justru di hadapan bupatinya.

Baca Juga:  Bertemu Wartawan yang Lucu

3. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana investasi yang atas kuasa modal menyerobot tanah rakyat. Bayangkan pak wabup jika seluruh tanah di sumenep dikuasai segelintir orang, bukankah hidup rakyat juga tergadai? Mereka cuma jadi kuli? Beginikah investasi yang katanya akan meningkatkan pertumbuhan yang bapak wabup maksud? Pertumbuhan minus pemerataan.

Sekali lagi, seandainya bapak wabup hadir dalam audiensi menimal bapak wabup tidak akan mengeluarkan pernyataan sumir ini.