News  

Pantau Pengrajin Batik di Pamekasan, Putra Daerah Turun Tangan Tampung Aspirasi Masyarakat

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM, Pamekasan – Pengusaha besar sekaligus Putra daerah Supriyadi sambagi pengrajin batik di Kabupaten Pamekasan, Jum’at (19/5).

Tepatnya di Dusun Tenggina, dan Banyumas, Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Supriyadi tidak sendiri. Dia dibarengi tiga tokoh, diantaranya pengrajin batik Taufiq, Ketua PAC PDIP Pademawu Amin Makmun, dan Kabag Penjaminan UKM Kementerian UKM Mohammad Hasyim.

Dalam kunjungannya, dia berupaya keras akan mengusung perekonomian masyarakat Pamekasan khususnya pengrajin batik. Walaupun sebelumnya telah banyak dilakukan oleh Pemkab Pamekasan dalam segala cara.

“Salah satu titik fokus yang pernah membumi adalah Batik Pamekasan. Batik yang pernah menjadi ikon Pemkab Pamekasan ini, kini tidak lagi dapat menunjukkan taringnya sebagai salah satu daya tarik bagi investor,” terang Supriyadi ditemui awak media.

Selain itu, ungkanya, realita pembatik sendiri berbeda jauh dengan konotasi pembatik pamekasan yang sudah mapan. Dia bersikukuh untuk mengembangkan pengusa batik di daera itu agar dikenal di kelas nasional.

Kedatangan dia, disambut santun oleh pengrajin batik. Tidak hanya sekedar datang ke lokasi, namun Supriyadi juga menampung aspirasi masyarakat, baik dengan keluhan, pertanyaan, dan seruan mengenai perkembangan batik.

Baca Juga:  Soal Pembalakan Liar, Ketum LSM Siti Jenar Penuhi Undangan Kadivre Perhutani Jatim

“Saya hanya menerima pekerjaan membatik dari orang lain pak, dengan upah setiap dua yard (1,8 m) berkisar Rp1.500 – Rp3.000,” ungkap seorang pekerja batik dalam serunya.

Dia mengeluh karena tidak pernah mendapatkan bantuan dari siapapun, baik Pemerintah maupun pihak perbankan. Hal demikian diungkap ketika disinggung soal bantuan.

Sementara Supriyadi dalam diskusi sederhana itu merespon secara dingin untuk tidak membuat masyarakat tegang yang hendak mencurahkan keluh kesahnya.

“Mestinya bisa menjadi perhatian bagi siapapun, bukan hanya pemerintah, namun pihak lain harus peduli dengan pengrajin batik tulis Pamekasan, apalagi jika tahu upah yang mereka terima dari setiap karya yang mereka tuangkan dalam kain tersebut,” respon Supri.

Supri sapaan akrapnya, akan berusaha untuk menghubungi semua rekanan agar bisa mengangkat kembali harkat dan martabat para pembatik. Sehingga bisa memiliki kehidupan yang layak sebagai pengrajin dan pengusaha batik.

Ketua PAC PDIP Pademawu Amin Makmun menegaskan dibutuhkan lebih dari sekedar peduli untuk bisa mengangkat batik Pamekasan. Dia akan berusaha untuk membantu pembatik pamekasan.

Menurut Amin, pembatik klampar terkesan nyaris tanpa sentuhan pemerintah. Jika dibirakan demikian, menurutnya akan berimbas pada perekonomian mereka.

Baca Juga:  Hadirilah! Bangkalan Memanggil: Romantisme RUU Permusikan

Pihaknya berupaya akan lebih mengutamakan masyarakat kecil dalam pembangunan pemerintahan di semua leading sektor serta disegenap lapisan masyarakat.

Menurut Kabag Penjaminan UKM Kementerian UKM Mohammad Hasyim, seharusnya para pembatik sudah tersentuh. Bukan hanya dari pemerintah, melainkan koperasi dan perbankan juga dibutuhkan perannya.

Diterangkan, perbankan saat ini, kredit mikro dengan bunga 9% sudah bisa diakses oleh para pengrajin. Jika perbankan menyulitkan akses bantuan tersebut. Dia menegaskan untuk menghubungi pihaknya agar dibantu pengajuan usahanya.

Kunjungan silaturrahmi berakhir di kediaman rumah Kepala Desa Klampar Badrussaleh. Mereka bersepakat untuk memberikan bantuan kepada pembatik yang benar-benar membutuhkan bantuan.

“Kami benar-benar mengharapkan bantuan dari segala pihak untuk membantu para pembatik pamekasan ini, karena disadari atau tidak, Desa Klampar inilah yang menjadi pusat kerajinan Batik di Pamekasan” ucap Kades Klampar Badrussaleh.

Badrus berharap agar bantuan tersebut benar-benar akan sampai pada sasaran yang membutuhkan, serta akan memicu para investor untuk masuk berbisnis dengan dengan pembatik pamekasan. (mediajatim/marul)