News  

Ribuan Alumni Annuqayah Siap Turun Aksi 212

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember – Anomali politik di Kabupaten Jember atas dua tahun masa pemerintahan Bupati Faida menuai banyak kekecewaan di kalangan masyarakat, termasuk insan pondok pesantren. Salah satunya datang dari organisasi alumni pondok pesantren Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) eks Karesidenan Besuki.

Mohammad Moeslim, M.Sy, ketua IAA eks Karesidenan Besuki mengaku siap mendukung aksi 212 (21/2/2018) yang dimotori oleh sejumlah pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Jember. Aksi tersebut digagas di kediaman KH. Saiful Rijal atau Gus Saif, pengasuh pondok pesantren Ash-Shiddiqi Putri.

“Secara organisasi IAA memang tidak bergerak ke ranah tersebut. Namun yang perlu dicatat bahwa 99 persen alumni IAA adalah pendukung Faida-Muqid. Jadi wajar bila mereka juga ikut andil meminta pertanggunjawaban kepada pemimpin yang mereka usung,” tukasnya.

Baca Juga:  Dukung Stabilisasi Harga Pangan, Ini yang Dilakukan Kadin Jatim

Annuqayah merupakan salah satu pondok pesantren di Madura yang memiliki basis alumni kuat di Kabupaten Jember. Ada sekitar lima ribu alumni tersebar di berbagai wilayah yang terdiri dari berbagai profesi, salah satunya adalah KH. Abdul Muqit Arief yang saat ini menjadi Wakil Bupati.

“Mayoritas mereka adalah kiai, ustadz, dan guru ngaji yang tersebar di 33 lembaga pesantren. Saya tidak menyuruh dan tidak melarang karena itu adalah hak mereka dalam kontestasi politik,” jelasnya.

Moeslim menilai wajar jika aksi 212 tersebut dimotori oleh insan pesantren. Pondok pesantren memiliki jumlah masa banyak, besar, serta memiliki pengaruh kuat di masyarakat. Ketika kampanye selalu dijadikan objek mendulang suara. Wajar saja jika kekecewan mereka dilampiaskan dalam bentuk aksi kepada pemimpin yang terlah mereka dukung.

Baca Juga:  Puteri Indonesia Akan Pakai Batik Pamekasan di Ajang Miss Universe 2021, Bupati Baddrut: Terimakasih

“Ketika masih satu tahun pertama kami masih menghalang-halangi dan masih terus memantau kinerja bupati. Tetapi dalam dua tahun ini rasanya tetap tidak ada perkembangan, kami tidak bisa lagi menghalangi mereka melakukan aksi. Kalau Faida memang bisa diperbaiki melalui parlemen itu sudah dulu kami lakukan, tetapi nyatanya memang tidak bisa,” tambahnya.

Selama dua tahun kepemimpinan Bupati Faida, memang banyak persoalan-persoalan di Kabupaten Jember yang belum bisa diselesaikan, seperti keterlambatan APBD, pembayaran gaji guru honorer yang tersendat, terpangkasnya belasan ribu guru ngaji dari daftar penerima insentif APBD dan persoalan lainnya yang dinilai tidak mampu menyejahterakan masyarakat.

Reporter: Haris Saputra

Redaktur: Sule Sulaiman