Banner Iklan Media Jatim
Opini  

Membangun Toleransi Demi Keutuhan Indonesia

Indonesia merupakan negara yang berada diantara samudera pasifik dan samudera hindia dan diapit oleh dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia. Indonesia adalah negara kepulauan dan memiliki sekitar 13.466 pulau dari 34 provinsi yang terbentang dari sabang sampai merauke, hal ini menjadikan indonesia negara yang pluralis, karena memiliki ragam budaya, etnis, bahasa daerah, ras, dan agama yang berbeda.

Keberagaman merupakan kekayaan dan keunikan tersendiri yang tidak dapat dipisahkan dari bangsa ini. Keberagaman merupakan nikmat yang luar biasa dari Tuhan Yang Maha Esa dan patut kita syukuri keberadaannya.

Banner Iklan Media Jatim

Keberagaman dan kekayaan suatu bangsa tidak hanya dilihat dari sumber daya alamnya, tapi dari berbagai aspek salah satunya adalah keragaman budaya dan kearifan lokal. Sayangnya keragaman itu terkadang menjadi pemicu konflik antar suku yang berbeda budaya dan bahkan terjadi diantara mereka yang berbeda keyakinan (agama).

Beberapa tahun terakhir banyak terjadi perpecahan dalam bangsa ini, perbedaan budaya dan keyakinan kerap kali menjadi pemicu terjadinya konflik dan kekerasan antar umat beragama. Kurangnya kesadaran toleransi dan saling menghargai antar sesama merupakan hal yang memprihatinkan bagi bangsa ini.

Masyarakat pedesaan atau perkotaan tak jarang saling sikut, saling olok, dan berseteru karena perbedaan keyakinan dan pemahaman. Padahal keberagaman dan perbedaan bisa menjadi kekuatan bagi bangsa ini untuk membagun indonesia yang lebih maju dan progresif. Untuk menjaga persatuan bangsa indonesia tak ada salahnya kita memahami betul makna toleransi yang sesungguhnya.

Toleransi adalah menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan lain sebagainya. Tillman menjelaskan bahwa toleransi adalah saling menghargai melalui pengertian dengan tujuan perdamaian.

Kebanyakan masyarakat memandang toleransi berlaku dalam perbedaan agama saja dan tidak pada aspek kehidupan lainnya. Padahal yang dimaksud toleransi dan menghargai sesama tidak hanya dalam satu konteks saja tetapi meliputi berbagai aspek dalam kehidupan berwarga dan bernegara seperti bidang ekonomi, sosial, politik, agama, adat-istiadat, bahkan budaya.

Baca Juga:  Berbaur: Muda dan Ganteng, Itu Saja!

Toleransi beragama bukan berarti kita harus mengikuti kepercayaan orang lain dan mengaplikasikannya, akan tetapi toleransi yang benar adalah menghormati dan menghargai kepercayaan umat lain yang berbeda agama dan keyakinan. Tidak menghalangi mereka dalam beribadah, tidak melakukan tindakan diskriminatif dan menghindari perilaku yang dapat menimbulkan ketidak nyamanan bagi umat lain yang tidak sepaham dengan kita.

Toleransi bukan pula kita mencampur adukkan ajaran agama lain dengan ajaran yang kita anut, akan tetapi tetap pada keyakinan (agama) kita dengan tidak saling menuduh bahwa ajaran yang dianut oleh orang lain sesat, atau bahkan menuduh orang lain sesat.

Di indonesia toleransi telah dibahas dalam undang-undang dasar pasal 28 tentang Hak Asasi Manusia: “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umumdalam suatu masyarakat yang demokratis”.

Banyak sekali terjadi di daerah perkotaan maupun pedesaan ketegangan sosial karena perbedaan keyakinan. Sangat disayangkan sekali ketika ketegangan yang terjadi di masyarakat sampai menimbulkan kekerasan dan perpecahan. Oleh karena itu sangat diperlukan edukasi tentang pentingnya toleransi dan sikap menghargai antar umat yang berbeda keyakinan dan budaya. Sehingga tercipta bangsa indonesia yang damai, rukun serta menciptakan ketahanan nasional Republik Indonesia.

Edukasi tentang toleransi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti, pendekatan perorangan, pendekatan kelompok, seminar, sosialisasi, ceramah, diskusi, artikel ilmiah, dan lain sebagainya. Edukasi tentang toleransi juga dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan camping, seperti yang dilakukan oleh Nusa Tenggara Center yang bekerja sama dengan Convey Indonesia dan PPIM UIN Jakarta dalam kegiatan Lombok Youth Camp For Peace Leaders.

Baca Juga:  Pelaku Rasisme Sudah Diproses Hukum, Papua Aman dan Damai

Lombok Youth Camp For Peace Leaders adalah kegiatan camping nasional yang dihadiri oleh 200 mahasiswa/i dari seluruh PTKIN/S seluruh indonesia melalui seleksi yang ketat. Bertempat di pantai Klui Lombok dan berlangsung selama 5 hari, kegiatan camp ini dihadiri oleh gubernur Nusa Tenggara Barat Prof. Dr. TGB. Zainul Majdi, Lc. MA dan dimentori oleh para profesional dibidangnya.

Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkuat wawasan kebangsaan, keislaman, keindonesiaan, bina damai, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Mencegah kekerasan, terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme utamanya dikalangan pemuda.

Dalam kegiatan Lombok Youth Camp For Peace Leaders peserta dikenalkan dengan 9 nilai Islam Rahmatallil’alamin (IRA) yaitu kemanusiaan, keadilan, agalitarianisme, musyawarah, pluralisme, toleransi, moderatisme, inklusivisme, dan gender awarness. Berbagai macam kegiatan dilakukan guna menambah wawasan kebangsaan, keislaman maupun keindonesiaan, diantaranya adalah focus grup discussion (FGD), majelis harmoni, mentoring, dan site visite.

Salah satu kegiatan yang sangat berkesan adalah site visite, dimana seluruh peserta diajak mengunjungi berbagai macam tempat ibadah, mulai dari gereja, vihara, klenteng, pura, dan masjid. Site visite ini mengajarkan kita banyak hal tentang pentingnya toleransi dan sikap menghormati antar umat beragama, menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan guna menjaga keutuhan negara Republik Indonesia. Kegiatan ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya menghargai perbedaan, mengesampingkan ego pribadi dan mengedepankan kepentingan umum, membina perdamaian antar umat beragama, menghindari sikap diskriminatif, dan hidup berdampingan dengan rukun tanpa saling menjatuhkan.

Alangkah indahnya jika seluruh rakyat indonesia memahami betul makna dari toleransi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa dan beragama. Keragaman atau pluralitas yang ada di Indonesia sejatinya dapat mengantarkan Indonesia menjadi negara yang progresif dan maju, apabila seluruh masyarakat dari sabang sampai merauke ikut andil dalam membina perdamaian dan persatuan demi keutuhan negara Republik Indonesia.

Nurul Hidayatul Ulum; Alumni Lombok Youth Camp for Peace Leaders 2018 Delegasi Madura (STAIN Pamekasan).

Respon (1)

Komentar ditutup.