MediaJatim.com, Banyuwangi – Selama 6 tahun, PT. Bumi Suksesindo (PT BSI) operator tambang emas Tumpang Pitu Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran sudah melampaui tiga fase penambangan. Eksplorasi dan Konstruksi yang dilakukan kini memasuki tahun kedua fase produksi. Semenjak memasuki fase ini PT. BSI terus berupaya meningkatkan program Corporate Sosial Responsibility (CSR).
Agar tidak tumpang tindih dalam merealisasikan program tersebut, PT. BSI berkordinasi dengan pemerintah. Lebih formalnya, operator tambang emas tersebut telah menandatangani nota kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU) pelaksanaan CSR bersama Pemkab Banyuwangi, ditandatangani Cahyono Seto Direktur PT. BSI dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Tanggal 12 April 2018.
Menurut Seto, sebagai aset Pemerintah Kabupaten Banyuwangi PT. BSI berkomitmen untuk terus mengambil inisiatif dan berkontribusi secara langsung dalam pembangunan dan peningkatan kesejaheraan masyarakat Banyuwangi.
“Besarnya dukungan dan kerjasama dengan pemerintah serta masyarakat Banyuwangi, menjadi salah satu kunci keberhasilan PT. BSI beroperasi secara optimal di Tumpang Pitu,” papar Seto, saat itu.
Selain penandatanganan tersebut, PT. BSI telah mereleasisasikan program program lain pada semester pertama Tahun 2018, seperti infrastruktur pendidikan di 17 lembaga pendidikan TK, SD wilayah Pesanggaran, pengoperasian 4 bus sekolah dan 180 beasiswa untuk tingkat SD, SMP, SMA dan Strata – 1.
Dibidang Kesehatan, PT. BSI juga mengoperasikan Mobil Layanan Kesehatan (MLK), mobil tersebut digunakan untuk melayani kesehatan di wilayah yang sulit dijangkau dan tentunya pengoperasian MLK juga bekerjasama dengan Puskesmas Pesanggaran, Sumberagung dan Siliragung sebagai representasi pemerintah bidang kesehatan.
Saat ini PT. BSI tengah menyelesaikan proyek pembangunan jalan di Desa Sumberangung sepanjang empat kilometer. Jalan tersebut merupakan akses utama menuju pantai wisata Pulau Merah dan Pancer.
Selain program teraebut, PT. BSI terus mengembangkan program pemberdayaan ekonomi masyarakat, diantaranya pendampingan petani padi dengan penerapan metode SRI (System of Rice Intesification), pendampingan petani kopi serta pendampingan Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Semoga dengan selesainya pembangunan jalan ini dapat mendorong peningkatan pengunjung wisata. Program – program ini terus kami adakan untuk mendukung kemandirian masyarakat secara sosial ekonomi,” pungkas Seto, Selasa (17/7).
Reportet : Yudi Irawan
Redaktur : Sulaiman