Ning Aida Nomor 4 Dianggap Penghinaan

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember-Penempatan nomor urut Caleg Partai NasDem dalam Daftar Caleg Sementara (DCS) DPRD Kabupaten Jember, menuai protes keras dari belasan Ketua DPC Partai NasDem Jember. Pasalnya, DCS tersebut dinilai tidak sesuai dengan aspirasi konstituen.

Misalnya untuk Dapil 2, Caleg yang ditempatkan di nomor urut 1, malah orang yang tidak pernah berkeringat di partai.

“Namanya Aisiyah Titik. Orang ini sama sekali tidak prnah berkeringat untuk NasDem. Walaupun dia pengurus tapi tak pernah hadir rapat. Apalagi turun ke bawah,” tukas Ketua DPC Partai NasDem Silo, Suwartono di sela-sela rapat koordinasi di Sumbersari, Kamis, 19/7).

Baca Juga:  Difitnah soal Rumah Layak Huni, Gus Firjaun: Tak Usah Dilayani

Menurutnya, kebijakan DPD Partai NasDem tersebut jelas merupakan penghianatan terhadap kader partai. Sebab, bagaimana mungkin orang yang tidak pernah berkorban untuk partai tiba-tiba masuk nomor urut atas.

“Jadi nomor urut 1, 2 dan 3 Dapil 2 sama sekali bukan orang yang berkeringat di partai. Terus terang kaminkecewa. Ini partai aneh,” tegas Pak Nik, sapaan akbrabnya.

Kekecewaan serupa juga diungkapkan Ketua DPC Mumbulsari, Sihebudin. Menurutnya, yang paling menyakitkan adalah perlakuan DPD Partai NasDem Jember terhadap Ketua Garnita Malahayati Jember, Aida Lutfiah.

Bappilu DPD Partai NasDem, tambahnya, terkesan ingin menyingkirkan dia dengan menempatkannya di nomor urut 4 Dapil 2. Padahal Ning Aida selama ini aktif turun ke masyarakat dengan menggelar pembagian sembako gratis dan aksi sosial lainnya. Lebih dari itu, Ning Aida juga kerap memberikan kontribusi terhadap kegiatan-kegiatan partai.

Baca Juga:  Melalui Program Kartu TPQ-Madin Sejahtera, KarSa Berikan Tunjangan dan Beasiswa S1 bagi Guru Ngaji

“Eh ternyata di DCS, ditaruh nomor 4. Kami minta yang wajar-wajar saja. Kalau begini caranya, ini jelas penghinaan,” terang Siheb.

Karena itu, ia berharap agar DPD Partai NasDem tidak main-main dengan loyalitas kader karena bisa menyulut kemarahan konstituen.

Reporter: Ade Nurwahyudi

Redaktur: Sulaiman