MSFC DISPLAY WEB

Jelang Akhir Liga 1, Madura United Alami Kerugian Rp 120 Juta

Media Jatim

MediaJatim.com – Perjalanan rombongan Madura United yang berangkat ke Serui guna jalani pertandingan pekan 33 Kompetisi Liga 1 musim ini, mendapat insiden yang kurang menyenangkan.

Rombongan yang terdiri dari 28 orang tersebut, gagal pulang sesuai rencana ke Madura, karena ditinggal pesawat Sriwijaya Air di Bandara Frans Keisepo Biak. Itu terjadi, setelah pihak maskapai Trigana Air yang mengangkut rombongan pemain dari Serui-Biak gagal menjalin komunikasi yang baik dengan maskapai Sriwijaya Air yang akan mengangkut rombongan dari Biak-Ujung Pandang-Surabaya.

Kejadian tersebut, menjadikan rombongan harus kehilangan tiket penerbangan dari Biak-Ujung Pandang-Surabaya senilai Rp103 juta dan juga harus menginap di Biak dalam waktu semalam.

Ihwal rombongan pemain Madura United ditinggal pesawat Sriwijaya Air, sebagaimana disampaikan Winedy Purwito kepala rombongan Madura United yang berangkat ke Serui, dimulai dari keterlambatan penerbangan Trigana Air dari Serui ke Biak kemarin pagi.

Sebagaimana kebiasaan rombongan tim dalam melakukan away ke beberapa tempat, biasanya berangkat ke Bandara lebih awal dengan durasi waktu 2 jam sebelum pertandingan, atau sudah berada di bandara dua jam sebelumnya.

Demikian halnya dengan perjalanan kemarin, rombongan pemain Madura United sudah sampai di Bandara Stevanus Rumbewas pukul 06.30 WIT, karena jadwal penerbangan Trigana Air dari Serui-Biak pukul 08.00 WIT.

Baca Juga:  Politik Tanpa Mahar Solusi Maraknya OTT

Hujan dan kabut yang terjadi di Serui menjadikan penerbangan Trigana Air tertunda, hingga rombongan pemain baru terbang dari Serui pukul 10.42 WIT dan baru sampai di Bandara Frans Keisepo Biak pukul 11.24 WIT.

“Faktor cuaca tersebut menjadikan kami meminta kepada pihak Trigana Air agar bisa mengkomunikasikan ke pihak Sriwijaya Air kalau ada keterlambatan penerbangan, dengan harapan bisa mengakomodir keterlambatan kami. Karena penerbangan Sriwijaya Air berdasar jadwal adalah pukul 11.30 WIT. Nyatanya, saat kami mendarat ke Biak, pesawat Sriwijaya Air masih berada di Biak dan masih menaikkan kargo dan penumpang karena pesawat Garuda waktu itu masih baru mau masuk landasan,” ucap Winedy Purwito.

Usai mendarat di Biak, imbuh Winedy, pihaknya langsung lari cepat agar bisa melakukan chek in ke konter Sriwijaya Air.

Banner Iklan Media Jatim

“Sayangnya, saat sudah berada di konter Sriwijaya Air, mereka menyampaikan sudah close chek in dan menyampaikan bahwa pesawat sudah akan terbang,” urai Winedy.

Akibat kejadian tersebut, selain rombongan Madura United yang terdiri dari 28 orang, juga terdapat 9 penumpang lainnya yang kehilangan haknya dalam penerbangan ke Makassar.

Situasi tersebut, ungkap Winedy sejatinya sempat di komunikasikan ke pihak Trigana Air dan Sriwijaya Air kenapa bisa terjadi kelalaian komunikasi.

Baca Juga:  Mauricio Optimis Madura United Mampu Akhiri Trend Negatif Melawan Persebaya

“Dari pihak Sriwijaya Air menyampaikan tidak ada komunikasi dari Trigana Air. Sementara dari pihak Trigana sendiri mengaku sudah berkomunikasi. Kejadian ini baru kami alami, karena sebelum-sebelumnya kami pernah ditunggu karena adanya komunikasi dari pihak maskapai meski berbeda perusahaan,” keluh Winedy.

“Terpaksa kita harus berangkat besok dan melakukan pemesanan tiket baru. Kami juga harus melakukan menambah beban biaya hotel selama di Biak,” ucap Umar Wachdin, sekretaris PT Polana Bola Madura Bersatu.

Atas gagalnya terbang ke Surabaya tersebut, Madura United harus melakukan pemesanan tiket untuk penerbangan hari ini senilai Rp.103 juta dan tiket sebelumnya yang sudah dipesan sebelumnya dinyatakan hangus. Kerugian tersebut juga ditambah dengan penambahan biaya hotel selama di Biak.

“Kami masih mempelajari situasinya, apakah memungkinkan kami untuk melaporkan ke Yayasan Lembaga  Konsumen Indonesia, karena karena kami selaku pemesan tiket tidak mendapatkan informasi maupun tidak mendapatkan komunikasi hingga setelah adanya kabar bahwa rombongan gagal terbang. Apalagi, selisih waktunya tidak sampai setengah jam sementara saat rombongan berangkat dari Surabaya kemarin dengan penerbangan yang sama, mengalami delay tanpa pembertahuan,” pungkas Umar Wachdin.

Reporter: Ist

Redaktur: A6