Matra Jatim: Pilwali Bukan Ajang Cari Popularitas

MediaJatim.com, Surabaya – Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Surabaya semakin dekat. Agenda demokrasi yang digelar 5 tahun sekali itu akan dilaksanakan pada tahun 2020, figur publik sudah banyak bermunculan.

Kota Surabaya sebagai jantung provinsi Jawa Timur menjadi magnet tersendiri dari perhatian publik, kader-kader bangsa mulai mencuat kepermukaan untuk mencari simpati publik dan mengantikan kedudukan kursi kepemimpinTri Rismaharini.

Banner Iklan Media Jatim

Tri Rismaharini yang mengantongi berbagai prestasi baik regional, nasional bahkan internasional tersebut sudah tidak bisa lagi mencalonkan diri, membuat orang penasaran siapa figur pengganti Risma.

Rasa penasaran publik khususnya masyarakat Surabaya, tidak terpacu pada capture covering media, akan tetapi perjalanan atau track record seorang figur publik dalam ranah marginerial kepemimpinannya. Sebab Risma bagi masyarakat Surabaya merupakan legend yang tidak tergantikan di hati masyarakat Surabaya.

Ketua umum Masyarakat Transparansi Jawa Timur (Matra Jatim), Kholili menilai bahwa tipologi sosial masyarakat Surabaya berbeda dengan masyarakat kota lain yang ada di Jawa Timur, hal itu karena dipengaruhi letak geografis dan tata ruang strategis sebagai ibu kota Jawa Timur. Sehingga mindset masyarakat Surabaya dalam konteks politik terklarifikasi sebagai masyarakat rasionalis dan sosiologis.

Pagi-pagi ini banyak elite politik dan tokoh publik yang mengklaim mendapat dukungan dari gubernur terpilih, karena memang Khofifah gubernur tepilih Jawa Timur merupakan salah satu figur publik Surabaya yang mempunyai kekuatan pengikut fanatisme yang sangat luar biasa di Jawa Timur, khususnya Surabaya.

Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tersebut, mengatakan tak heran ada pihak-pihak  belakangan kian menumpang popularitas dan memanfaatkan nama bu Khofifah untuk mendulang dukungan dan simpati publik.

Kholili berharap kepada tokoh publik dan elite politik untuk tidak menumpang tenar dan menyeret nama Khofifah di kontestasi Pilwali 2020. Sebab Khofifah sebentar lagi akan resmi menjadi ASN dan Abdi Negara, maka biarkan ia fokus bekerja dalam menjalankan Nawa Bhakti Setya di Jawa Timur.

Baca Juga:  PKB Sikapi Politik Hitam Jelang Pilkada Pamekasan

“Pilwali di tahun 2020 jangan dijadikan ajang numpang nama. Tetapi jadikanlah ajang demokrasi yang kompetensi bagi anak bangsa untuk membangun daerah dengan modal politik, kualitas dan integritas,” tegasnya Relawan Barisan Mahasantri loyalis Khofifah-Emil (Basmalah) pada Pilgub 2018 itu, Jumat (11/1).

“Surabaya sebagai ibu kota Jawa Timur  dengan sederet kemajuan, prestasi dan nilai strategis serta kompleksitas dan problematika perkotaaannya. Maka harus dipimpin oleh orang mempunyai kompetensi yang berkualitas dan perjalanan yang sudah tereksprementasi oleh publik. Bukan figur yang mengandalkan capture covering media,” pungkasnya.

Reporter: Zul

Redaktur: Sulaiman