MediaJatim.com, Pamekasan – Masyarakat Madura dikenal beradab. Sopan santun dalam berujar dan bertindak sudah mendarah daging sejak dini.
“Karena itu, segera kembalikan adab Madura yang dikenal syar’i,” tegas Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar saat turba ke NU Zona Madura Raya. Tujuannya, guna mensolidkan organisasi Nahdlatul Ulama antar-PCNU yang ada di Zona Madura Raya, Sabtu (6/04/2019).
Bertempat di Pesantren Miftahul Anwar, Klompek, Pamoroh, Kadur, Pamekasan, acara tersebut dihadiri oleh PCNU Sumenep, Kangean, Masalembu, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan.
Pada kesempatan kali ini, barisan Pengurus PWNU Jawa Timur banyak yang hadir seperti Kiai Ali Mashuri, Kiai Nuruddin, Gus Holil Nawawi Putra Pengasuh Pesantren Sidogiri, Kiai Safruddin dan Kiai Marzuki Mustamar.
Kiai Marzuki pada acara tersebut membacakan ikrar kesetiaan Nahdliyin dan pengurus NU untuk tetap solid dalam menegakkan agama Islam, menyebarkan Ajaran Aswaja, hormat pada ulama dan setia menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila dan berlandaskan UUD 45.
Dalam sambutannya, Kiai Marzuki menyampaikan kekecewaannya terhadap kejadian yang beberapa waktu saat penghadangan terhadap Kiai Ma’ruf Amin. Yakni, kala tengah datang ke Kabupaten Pamekasan untuk ziarah ke makam salah satu tokoh ulama di Pamekasan.
“Madura itu penuh adab, sangat beradab. Orang jika ada ulama atau mau ketemu sandalnya dari jauh sudah dilepas, nunduk penuh adab. Kemarin kok seperti itu. Madura harus dijaga dan kembalikan budaya syar’i Madura. Jangan mau dibodohi oleh mereka yang tidak tahu adab, tidak sopan sama ulama dan habaib,” ungkapnya.
Kemudian Kiai Marzuki juga mengingatkan pentingnya mewaspadai gerakan kaum Wahabi dan Syi’ah yang secara jelas bertentangan dengan Ajaran Ahlussunnah Waljamaah yang diperjuangkan NU.
“Rasul mengajarkan menghormati sahabatnya, mereka memusuhi Umar bin Khattab, Abu bakar dan Usman bin Affan. Wahabi suka mengkafirkan orang lain, tidak suka tahlil dan diba’an, mentoghutkan Pancasila memusuhi ulama-ulama NU,” tegasnya.
Kiai Marzuki juga mengimbau menjelang Pilpres masyarakat diajak berpikir secara sehat; bukan memakai nafsu dalam menentukan pilihan dan tetap menjaga adab sesama manusia tanpa saling menyalahkan.
“Jika mau pilih jangan yang ada Wahabinya, jangan coblos partai yang ada Wahabinya. Sebab, Wahabi mentoghutkan Pancasila. Kita juga harus Komitmen untuk memperjuangkan Aswajs, NU, dan NKRI,” ucapnya.
Terakhir sambutannya, Kiai Marzuki juga menyampaikan ketidakridhaannya atas bendera NU yang dikibarkan oleh salah satu Cawapres pada acara kampanye di Lumajang.
“Kemarin ada Cawapres yang diusung oleh PKS dan PAN mengibarkan bendera NU pada acara kampanye di Lumajang. Saya Marzuki tidak ridha lahir batin bendera NU dibawa kampanye, sedangkan mereka ngolok-ngolok Kiai NU, gembosin NU,” tanggapnya.
Pada acara tersebut, PWNU Jawa Timur kembali menegaskan untuk mengawal jalannya Pemilu damai dan tenang berdasarkan Surat Instruksi Nomor 146/PW/A-II/L/III/2019. Surat tersebut dibacakan oleh Gus Holil Nawawi putra KH. Nawawi Abdul Djalil pengasuh Ponpes Sidogiri.
Reporter: Zul
Redaktur: Sulaiman