MSFC DISPLAY WEB
Opini  

Revolusi Polusi

Media Jatim

Sering merasa terganggu karena udara yang tak lagi bersih dan segar? Anda bukanlah korban satu-satunya. Bukan hanya manusia saja yang merasakan dampak pada hal ini, tetapi juga berdampak pada kehidupan hewan dan tumbuhan.

Polusi udara merupakan hal yang sangat sering terdengar di telinga kita. Banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran polusi terjadi di Indonesia. Salah satu faktor yang harus diperhatikan secara khusus adalah polusi akibat industri. Pabrik-pabrik industri bekerja setiap hari tanpa henti. Berlomba-lomba memproduksi sesuatu untuk mendapatkan keuntungan yang berlimpah. Keuntungan yang sebesar-besarnya menjadi hal utama untuk dicapai, tanpa memikirkan dampak apa yang akan dihasilkan dari aktivitas dilakukan ini. Deru mesin pabrik yang terus berbunyi, menghasilkan asap yang bercampur dengan bahan kimia yang berbahaya tanpa pernah berpikir asap-asap ini nantinya akan mengancam nyawa.

Miris rasanya melihat nyawa manusia menjadi taruhan demi sebuah keuntungan materi semata. Kita yang seharusnya dapat menikmati kehidupan yang layak dengan menikmati udara yang bersih dan sehat, sekarang justru menjadi takut dan waspada. Asap polusi industri sangatlah menakutkan karena asap ini bukanlah asap biasa, tetapi asap yang bercampur dengan bahan-bahan berbahaya yang kita sendiri tidak tahu akan terjadi apa jika terhirup oleh kita. Asap polusi yang bercampur dengan bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan hal yang paling fatal yaitu menyebabkan kematian.

Jakarta menempati peringkat nomor 1 di Asia Tenggara yang memiliki tingkat polusi yang sangat tinggi. Bahkan di negara kita, 50% angka penyakit disebabkan oleh polusi udara. Bahkan angka ini diprekdiksi akan semakin meningkat setiap tahunnya akibat aktivitas industri yang semakin giat. Faktor ini terjadi juga karena semakin banyaknya permintaan akan barang sehingga pabrik-pabrik terus memproduksi barang-barang yang dibutuhkan masyarakat tanpa memikirkan udara yang akan tercemar dari semua aktivitas ini.

Salah satu kasus di Indonesia yang menggambarkan kasus penyakit dan kematian akibat polusi industri adalah pemanfaatan energi fosil sebagai pengganti energi listrik. Tercatat oleh IISD ada sebanyak 6.500 masyarakat Indonesia yang meninggal akibat polusi udara industri. Hal ini tentu sangat menjadi perhatian kita bagaimana polusi industri mengakibatkan hal yang berakibat fatal bagi manusia. Oleh sebab itu sekarang ini pemerintah Indonesia harus beralih pada energi yang lebih ramah lingkungan dengan tujuan agar anak cucu kita nanti dapat hidup dengan aman, bebas, dan tentram di negara yang kita cintai ini.

Penyakit pernapasan yang diderita manusia terjadi karena kondisi udara yang tercemar lalu terhirup oleh manusia. Jenis-jenis penyakit saluran pernafasan yang dapat terjadi akibat polusi udara adalah infeksi saluran pernapasan, asma, penyakit paru, sesak nafas, hingga kanker paru. Hal ini terjadi karena manusia menghirup udara kotor yang tercemar, lalu udara tersebut masuk ke sel paru yang menyebabkan zat – zat berbahaya yang ada di dalam udara masuk ke dalam tubuh kita melalui peredaran darah. Dr. Agus, yang merupakan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, mengatakan bahwa gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh polusi udara akan terjadi hingga setelah 10 – 20 tahun kedepan setelah terinfeksi.

Baca Juga:  Manfaatkan Celah Impor Perdagangan Jawa Timur

Bahaya mengancam apabila hal ini tidak disadari. Orang yang terkena penyakit akibat polusi industri ini tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi penyakit saluran pernapasan. Mereka menyangka dalam kondisi baik-baik saja tanpa tahu nyawanya terancam setiap tahunnya. Mungkin jika mereka tahu, mereka akan berkonsultasi kepada dokter bagaimana untuk menyembuhkannya. Tetapi jika tidak disadari, siapa yang mau kita salahkan ? Maka dari itu, sayangi pernafasan anda dimulai dari diri sendiri.

Lakukanlah beberapa hal ini:

1. Mengurangi rokok

Banner Iklan Media Jatim

Coba saja anda perhatikan disekeliling anda, pasti anda dapat dengan mudah menemukan perokok. Merokok merupakan kebiasaan yang buruk karena selain menyebabkan perokok terserang penyakit, serta kebiasaan ini ternyata akan memperburuk pencemaran udara. Dengan mengurangi rokok, anda lebih hemat sekaligus membantu mengurangi polusi dan menjauhkan diri dari penyakit yang mengganggu pernafasan anda.

2. Bijak menggunakan kendaraan

Bersepeda atau berjalan kaki untuk menuju ke suatu tempat. Anda pasti sangat jarang melihat hal yang satu ini dilakukan, bahkan anda pun pasti jarang atau bahkan malas untuk melakukan hal ini. Ayo jadi orang yang bijak dalam menggunakan kendaraan, sehingga dapat membantu untuk menekan angka pencemaran udara yang terus meningkat. Apakah anda ingin hidup dengan menghirup udara yang tidak sehat setiap harinya ?

3. Kurangi produk kemasan

Semakin banyak permintaan akan penggunaan kantong plastik, maka pabrik – pabrik yang memproduksi plastik juga akan semakin giat untuk melakukan proses produksi yang mana hal ini akan terus menyebabkan mereka menghasilkan polusi – polusi hasil industrinya yang akan mencemarkan udara. Selain itu, hindari membeli produk yang dikemas dengan styrofoam. Styrofoam merupakan bahan yang sulit untuk didaur ulang dan berkontribusi besar terhadap polusi melalui pelepasan hidrokarbon, sehingga akan lebih baik bila anda membawa wadah makanan sendiri atau meminta penjual makanan menggunakan wadah berbahan kardus. Jadi, apakah anda mau menghirup asap pabrik?

4. Kurangi penggunakan bahan kimia
Semprotan pembunuh serangga adalah hal utama yang harus dikurangi. Zat yang terdapat dalam semprotan pembunuh serangga/nyamuk, dapat mencemarkan udara. Zat tersebut tidak baik apabila dihirup secara berlebihan. Apabila Anda tidak bisa menemukan alternatif yang bagus, gunakanlah jumlah sesedikit mungkin yang masih bisa Anda pakai.

Baca Juga:  Gerakan Masif Pengembangan Anak Usia Dini

5. Menanam pohon di rumah
Dengan menanam berbagai tanaman, tentu rumah akan terlihat indah dan asri. Selain menambah nilai estetika dan kecantikan rumah, perlu anda ketahui bahwa membuat taman kecil dirumah merupakan cara efektif yang mudah dilakukan untuk menanggulangi masalah polusi udara yang sekarang terjadi. Di sisi lain, dengan menanam pohon maka anda turut serta dalam program penghijauan. Pohon dan tanaman yang anda tanam ini, akan menjadi cara untuk mengembalikan udara menjadi bersih dan sejuk yang tentunya akan baik untuk pernafasan.

Anda pasti sering mendengar seruan dari pemerintahan presiden Jokowi yaitu revolusi mental. Disini kita sebagai masyarakat juga harus memiliki pikiran untuk revolusi polusi. Maksud dari revolusi polusi adalah mengubah kebiasaan lama, pikiran lama, dan semua yang tidak baik berkaitan dengan pencemaran udara menjadi kebiasaan baru yang lebih baik. Kita harus membantu untuk merawat negara kita ini dari ancaman pencemaran udara yang saat ini sudah tidak terkontrol.

Semoga tips di atas dapat memberikan kesadaran bagi kita semua untuk bergerak bersama – sama untuk mengatasi semua permasalahan pencemaran udara ini. Jika kita turut serta berperan aktif maka kita juga yang akan merasakan manfaatnya.

Marilah bersama tinggalkan kebiasaan lama kita, mari beralih kepada revolusi polusi. Kita semua pasti ingin anak cucu kita nanti akan dapat tinggal di negara ini dengan nyaman dan menghirup udara yang sehat. Jika tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi kita akan memulai. Tidak mungkin kita akan melakukannya disaat pencemaran udara sudah tidak dapat dikurangi lagi. Jika tidak dimulai dari diri kita sendiri, siapa lagi yang akan memulai.

Ayo kita ingatkan saudara-saudara di sekitar kita untuk lebih sadar menjaga lingkungan kita. Hidup sehat bersama merupakan hal yang membahagiakan. Sekarang kita harus memilih apakah mau terus menghirup udara yang tercemar atau mau menguranginya. Pilihan ada di tangan kita, mari kita semua yang membaca tulisan ini bersama-sama ubah kebiasaan kita menjadi lebih baik dan ajak saudara-saudara kita untuk bersama mencegah pencemaran udara.

Pergi ke pasar bersama Desi
Belanja sayur banyak yang antri
Ayo kita kurangi polusi
Dimulai dari diri sendiri

Oleh: Arfiena, Mahasiswi LSPR Jakarta Semester 3.