Banner Iklan Media Jatim

Usai Didemo Kader PMII, Dukungan Terhadap Dosen Eko Ramai di Medsos

MediaJatim.com, Pamekasan – Dukungan terhadap salah satu dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Eko Ariwidodo terus mengalir. Terbukti, di media sosial beredar hastag #KamiBersamaPakEko dan #SaveAdabKampus sebagai bentuk dukungan moral.

Dosen Eko pada hari Jumat (15/11/2019) lalu, dinilai melakukan tindakan yang melecehkan organisasi mahasiswa, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dosen alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu melakukan penurunan dan perobekan banner penerimaan kader baru Rayon Fakultas Syariah Komisariat PMII IAIN Madura.

Banner Iklan Media Jatim

Banner Iklan Media Jatim

Sedangkan pada hari Senin (18/11/2019) kader PMII IAIN Madura melakukan aksi menuntut dosen filsafat itu dipecat sebagai dosen di kampus yang dulunya bernama STAIN Pamekasan tersebut.

Baca Juga:  Sikut Menyikut PMII-HMI Menuju Muktamar PBNU ke-34, Buat Apa?

Namun tingkah laku kader PMII saat melakukan aksi dinilai sangat berlebihan. Salah satu mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Syaiful Anwar mengatakan, tindakan yang dilakukan massa aksi sangat tidak pantas dilakukan seorang murid terhadap gurunya.

“Sangat tidak pantas seorang murid bertindak seperti itu ke seorang guru, seburuk apapun guru, ia tetap berjasa dalam perjalanan pendidikan kita,” tegas mahasiswa Alumnus MA Al Huda Sumber Nangka tersebut.

Banner Iklan Media Jatim

Saat aksi berlangsung Dosen Eko tampak menemui massa aksi untuk melakukan klarifikasi dan menjelaskan latar belakang dirinya melakukan penurunan banner itu. Dosen Eko dikepung oleh ratusan kader PMII dan menuntut untuk segera mundur dari jabatan sebagai dosen.

Baca Juga:  Grand Opening AKJ Glow Skin Store, Kuatkan Industri Kecantikan di Pamekasan
Kader PMII saat melakukan aksi menuntut Dosen Eko dipecat, Senin (18/11/2019), (Foto: Ist).

Aksi menuntut pemecatan ini juga disayangkan bisa terjadi. Padahal permasalahan seperti ini bisa diselesaikan dengan cara yang lebih sopan.

“Banyak mahasiswa yang intelektualnya tinggi, namun kurang pandai berakhlak. Perlu belajar lagi, bagaimana adap seorang murid terhadap gurunya. Kita bisa menegurnya dengan elegan tanpa mengurangi hormat kita sebagai anak didik,” jelas salah satu mahasiswi IAIN Madura yang tidak mau disebutkan namanya.

Reporter: Zul

Redaktur: Sulaiman