MediaJatim.com, Jember – Tidak gampang berbagi waktu antara berbisnis dan berdakwah. Sebab dua hal tersebut, sama-sama membutuhkan ketepatan waktu. Dalam bisnis, waktu adalah uang. Meleset (waktu) sedikit saja, fulus bisa melayang. Di dakwah, disiplin waktu juga penting. Terlambat datang, jama’ah bisa meradang.
Namun bagi KH Badri Hamidi tidak ada yang sulit untuk menjalankan kedua profesi itu. Ia ya pebisnis, ya seorang dai. Bahkan sampai hari ini Kiai Badri, sapaan akrabnya, masih tercatat sebagai Sekretaris Ittihadul Muballighin (Persatuan Muballigh) DKI Jakarta. Karena itu, kedisiplinan waktu menjadi sangat penting bagi alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo itu.
Seperti yang terjadi pekan lalu, saat Kiai Badri mengisi pengajian di Graha Citra Mas bersama Gus Baiquni Purnomo. Malam itu begitu selesai memberikan tausiyah Maulid Nabi Muhammad SAW, ia langsung berangkat ke Surabaya, karena keesokannya harus terbang ke Banjarmasin untuk urusan bisnis.
“Jika semua diniatkan ibadah, tidak ada rasa lelah. Semuanya bisa berjalan lancar,” ucapnya.
Menurutnya, bisnis adalah panggilan hidup. Sedangkan dakwah adalah panggilan jiwa. Bisnis memang dibuat dan diusahakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sementara menjadi dai, sering terjadi secara alami karena dibutuhkan masyarakat.
“Jika waktu keduanya harus bersamaan, maka saya memilih mengisi pengajian,” lanjutnya.
Kiai Badri memang tergolong sosok yang sibuk. Hampir tiap malam, ia mengisi pengajian di beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya. Bahkan tak jarang, ia harus memenuhi undangan ceramah di luar Jakarta. Meski begitu, ia tak pernah melalaikan waktu untuk menjenguk orang tuanya di Bangsalsari, Kabupaten Jember. Demikian juga bisnis tambangnya, tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Reporter: Aryudi A Razaq
Redaktur: A6