Aktivis Situbondo Desak Kepala Desa Kembalikan Mobil Siaga Desa

Media Jatim

MediaJatim.com Situbondo – Protes dari berbagai kalangan terhadap pengadaan Mobil Siaga Desa di tengah situasi wabah Covid-19 masih belum surut. Berdasarkan pantauan Media Jatim, dari 125 Desa di Kabupaten Situbondo, 50 diantaranya telah menerima kendaraan dan 25 desa dari yang 50 itu, merk mobilnya sejenis.

Kondisi ini membuat Hal pegiat sosial gaek di Situbondo Amirul Mustafa angkat bicara. Ia meminta Kepala Desa se-Kabupaten Situbondo Kepala Desa yang belum menandatangani kontrak perjanjian untuk sebaiknya segera dikembalikan.

“Sebaiknya bagi Kepala Desa yang telah menerima kendaraan, namun belum melakukan pembayaran walaupun telah menandatangani kontrak perjanjian sebaiknya dikembalikan. Ada perbedaan yang jelas antara hukum private dan hukum publik,” katanya, Jumat (15/5/2020).

Baca Juga:  Miris, Pos Pantau Desa Agel Diduga Tidak Sesuai SOP

Sebab ia menilai pengadaan barang berupa Mobil Siaga itu sudah melangkahi aturan perundang-undangan yang ada.

“Pengadaan Mobil Siaga Desa itu bersumber dari APBN, jadi jelas itu masuk dalam ranah hukum publik ada banyak tata aturan perundang-undangan yang wajib ditaati,” tambah Aktivis yang terkenal dengan aksi tunggalnya ini.

Bahkan Amirul Mustafa menyebutkan, banyak oknum Kepala Desa yang tidak paham dengan regulasi pengadaan Mobil Siaga Desa.

“Saya yakin banyak Kepala Desa yang tidak paham dengan regulasi ini. Sehingga ada pihak mengambil berkah dari ketidaktahuan Kepala Desa ini, blessing of unknowing ini namanya,” terangnya.

Baca Juga:  Aliyadi Mustofa Pastikan Aspirasi Masyarakat Diperjuangkan

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, beberapa Kepala Desa mengatakan semua tanggung jawab pengadaan Mobil Siaga Desa ada pada Ketua Apdesi Kabupaten Situbondo Juharto. Namun hingga saat ini yang bersangkutan belum bisa dimintai keterangan.

Reporter: Frengky

Redaktur: Zul

Respon (1)

  1. Mohon dijelaskan sejauh mana :
    1.Keharusan pembelian mobil “Siaga Desa” dan seberapa urgen sehingga terkesan seakan-akan semua desa membeli walaupun kadang-kadang masih banyak pembangunan dibidang lain yg lebih penting, dan yg menggu
    nakan kepala desan (seperti mobil dinas Kades)
    2.Pembelian mobil merk Tertentu “Wuling” padahal merk lain ada yg lebih standart &
    sudah teruji kehandalannya harganyapun
    tidak terlalu mahal (terjangkau).
    3.Masyarakat zaman ini cukup cerdas, ada apa dibalik pembelian merk tertentu, khawa
    tirnya (dlm tanda kutip “Ada Pesan Sponsor”)
    Sebaiknya hrs dingat dana tsb bersumber dari
    APBN yg berarti Uang Rakyat, yg nota Bene masih banyak yg hidupnya belum sejahtera,…
    (Semoga bermanfaat)

Komentar ditutup.