New Normal Perlu Diikuti dengan Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Media Jatim
Deni Prasetya (paling kanan) bersama penggemar Yamaha RX King Indonesia (YRKI) Jember. (Foto: Aryudi AR/MJ)

MediaJatim.com, Jember – New Normal yang bakal segera diterapkan pemerintah untuk menyikapi Covid-19 yang tak kunjung berakhir, mesti disosialisasikan dengan sungguh-sungguh. Sebab jangan sampai ada anggapan bahwa poha hidup New Normal adalah menjalani kehidupan baru tanpa perlu menghiraukan protokol medis.

“Itu salah besar, New Normal tetap wajib mematuhi protokol kesehatan untuk menghalau transmisi penyebaran Covid-19,” ucap anggota DPRD Jawa Timur, Deni Prasetya di kediamannya, Umbulsari, Kabupaten Jember, Rabu (3/6/2020).

Menurut Deni, New Normal diperlukan untuk memberikan kelonggaran kepada masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya tanpa harus menunggu pengembaraan Covid-19 berakhir. Meskpiun tidak semua daerah bisa menjalani kehidupan New Normal karena tidak sama tingkat penyebaran Covid-19-nya.

“Mungkin untuk daerah zona hijau, bisa diterapkan New Normal. Tapi untuk yang zona merah, mungkin masih perlu pertimbangan panjang,” jelasnya.

Baca Juga:  Pecinta Musik Patrol: Pemimpin yang Baik, Mencintai Budayanya Sendiri

Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa upaya peningkatan kesadaran masyarakat harus terus-menerus dilakukan agar mereka mematuhi protokol medis dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik yang berada di zona hijau, lebih-lebih di zona merah. Jika kesadaran masyarakat kendor, maka Covid-19 semakin kerasan tinggal dan mengganggu bangsa Indonesia.

“New Normal harus dibarengi dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol medis. Jika tidak, New Normal akan menjadi bumerang nanti,” ungkapnya.

Wakil Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor, Kencong, Kabupaten Jember itu juga menegaskan pentingnya pesantren untuk segera ‘ditangani’ menyusul masa kembali santri yang akan berlangsung pada minggu-minggu ini. Menurutnya, santri sudah terlalu lama libur sehingga perlu segera kembali ke pondok untuk melaksanakan tugas ‘tafaqquh fiddin’.

Baca Juga:  Satu Dekade, Partai NasDem Jember ‘Koleksi’ 2 Bupati dan 17 Legislator

“Santri perlu diutamakan karena mendesak untuk kembali ke pondok, apalagi PWNU Jawa Timur telah memberikan otoritas kepada para pengasuh pesantren terkait masa pengembalian santrinya,” jelas Deni.

Terkait dengan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengeluarkan panduan untuk menuntun kembalinya santri ke pondok. Tidak sekadar panduan, tapi juga ada program bantuan untuk santri, pesantren, ustadz-ustadzah guna beradaptasi dengan Covid-19 di pesantren.

“Saya yakin santri disiplin mematuhi protokol medis, itu semua demi kelancaran dan keamanan belajar-mengajar santri,” pungkasnya.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: Sulaiman