Ida Nasution: Perempuan Jangan Tertinggal di Dunia Politik dan Ekonomi

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM, Jakarta – Baru-baru ini seluruh lapisan masyarakat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-75 tahun yang jatuh pada Senin 17 Agustus 2020. Pelbagai kegiatan kerap dilakukan setiap masyarakat memperingati HUT RI, terkecuali bagi sosok pengusaha Barang, Jasa dan Konstruksi seperti Ida Nasution.

Saat diwawancarai Rabu, (26/8/2020) perempuan yang biasa disapa Ida ini memiliki pandangan sendiri terkait arti kemerdekaan RI. Ia menilai perjuangan bangsa Indonesia dalam melepaskan diri dari penjajahan tak lepas dari peranan wanita atau perempuan.

“Ada tokoh pahlawan perempuan seperti, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Laksamana Malahayati, Nyi Ageng Serang dan Martha Christina Tiahahu. Semuanya dalah pahlawan yang rela mengorbankan harta, jiwa dan raga untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” terang Wanita kelahiran 29 juli 1969 ini.

Dalam mengisi keseharian Ida adalah sosok perempuan tangguh yang semangat dalam bekerja dalam hal apapun. Dirinya adalah seorang pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan umum, jasa dan konstruksi.

“Sebagai perempuan yang lahir di era kemerdekaan, tentu saya tak pernah menyerah dan terus semangat membangun usaha dan bisnis. Ini adalah jawaban atas perjuangan para pendahulu dan pahlawan kemerdekaan,” kata Ida yang aktif sebagai Ketua Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (Gercin) Bidang Jasa dan Konstruksi ini.

Ia menjelaskan, Dewi Sartika dan R.A Kartini gigih memajukan wanita pribumi di bidang pendidikan. Cut Nyak Dien dan Nyi Ageng Serang yang dengan gagah berani memimpin perang di garis depan, melawan penjajah belanda. Walau Indonesia saar itu belum memiliki persenjataan lebih lengkap dan modern. Bahkan ada nama Laksamana Malayahati yang bertempur melawan penjajah di lautan Indonesia.

Baca Juga:  Sekali Lagi, Eksan Tegaskan Komitmennya pada Fuqara

“Perjuangan para pahlawan perempuan benar-benar memberikan tauladan bagi generasi saat ini seperti saya dan perempuan lainnya. Bahkan ada banyak para wanita hebat yang sangat peduli akan nasib bangsa Indonesia, namun belum tercatat oleh tinta sejarah,” jelas Ida.

Janda mati dari almarhum Ali Khotib P. Harahab, Bsw ini memiliki dua anak, yakni Ahmad Julmi Harahab dan Raja Akub Harahab. Semuanya dibesarkan oleh Ida tetap penuh semangat dan tanggung jawab walau sudah tanpa suami. Hal ini menjadi bukti bahwa Ida sudah berfikir merdeka, maju dan penuh harapan masa depan.

“Kemerdekaan adalah anugerah yang sudah selayaknya kita syukuri dan rawat. Sekarang kita tidak perlu lagi angkat senjata dan tidak perlu lagi belajar secara sembunyi-sembunyi. Hari ini kita bisa beraktivitas dengan layak dan mapan. Ini yang perlu di syukuri,” tukas Ida Nasution.

Katanya, kemerdekaan adalah menyebarkan kedamaian, dan bukan menyebarkan isu-isu maupun hoaks yang bisa meresahkan orang. Indonesia terdiri dari banyak suku, adat istiadat, bahasa daerah dan segala yang menyertainya, jangan terpecah belah oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, karena kita satu, bangsa Indonesia.

“Kemerdekaan juga berarti menikmati keberagaman. Oleh sebab itu pada peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke 75i ni, saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mengembangkan sikap toleransi dan saling menghargai,” tuturnya.

Menurut Ida Nasution, sikap torelansi dan saling menghargai akan membentuk bentuk kerukunan, kedamaian dan ketenangan. Ida berharap jangan mudah terpancing dengan berbagai isu tidak jelas yang menghancurkan persatuan bangsa.

Baca Juga:  Gus Muhdlor Punya Agenda Revitalisasi Sungai di Sidoarjo

“Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1945, merupakan puncak perjuangan. Hari ini kita berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk membawa pesan kerukunan dan kedamaian,” tegasnya.

Sebagai sosok Ibu, Ida Nasution sudah mengalami suka duka di lapangan dan dirinya bangga bisa bekerja sama dengan banyak laki-laki. Sehingga dirinya sebagai wanita single parent tambah kuat, karena pada waktu almarhum suaminya masih hidup, ia sudah bergerak mandiri.

“Saya pernah juga mengendalikan bisnis angkutan umum yang mereknya dulu, PT. Batang Pane dan tidak begitu lama saya dijadikan pemegang kuasa Direksi Lubuk Raya. Semua itu juga adalah pekerjaan laki-laki tapi saya menikmatinya dengan santai,” tandasnya bercerita.

Selain di DPN Gercib Ida Nasution juga pernah menjabat sebagai Ketua Perempuan Partai Kebangkitan Bangsa (PPKB) Sumatera Utara. Pada masa itu katanya di Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PPKB adalah Ida Fauziah yang sekarang menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans).

Ida Nasution pada 2004 lalu, pernah ikut mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Propinsi di Dapil Sumatera Utara. Ia juga pernah menjadi calon anggota DPR RI Dapil Sumatera Utara III pada Pemilu Legeslatif 2019 lalu dari PKB.

“Saya memiliki pandangan, bahwa perempuan jangan sampai tertinggal dalam politik. Kedepan perempuan harus bisa lebih maju dan lebih bangkit dan bisa memperjuangkan hak-hak perempuan itu sendiri,” pungkasnya.

Penulis: Syafrudin Budiman

Redaktur: Zul