MEDIAJATIM.COM | Jember – Penolakan warga Desa Paseban, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember terhadap rencana penambangan pasir besi di desa tersebut, tampaknya cukup masif. Bahkan beberapa waktu lalu, terjadi unjuk rasa untuk menolak tambang pasir besi Paseban.
“Saya kira hak mereka untuk menolak tambang, dengan alasan lingkungan rusak, tercemar dan sebagainya,” ujar salah seorang tokoh masyarakat Desa Paseban, Ustadz Kamsuri di Kencong, Jumat (1/1/2020).
Walaupun demikian, ia menegaskan bahwa dalam menyikapi penambangan pasir besi di Paseban, jangan hanya diteropong dari sisi jeleknya saja. Sebab sudah lazim, penambangan di manapun, pasti menimbulkan mudarat selain memberikan manfaat. Di antara manfaatnya adalah penyerapan tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung.
“Manfaatnya pasti, cukup banyak tenaga kerja dipakai, terutama dari kalangan anak muda Paseban, apalagi saat ini di mana wabah Corona menyebabkan ekonomi tidak lancar” jelas Ustadz Kamsuri.
Selain itu, tambahnya, infrastruktur Desa Paseban tentu akan dan harus menjadi perhatian pihak penambang. Misalnya jalan dan jembatan perlu mendapat alokasi anggaran dari pengelola tambang untuk dirawat atau diperbaiki. Selama ini, kata Ustadz Kamsuri, masyarakat cenderung hanya memikirkan dampaknya tanpa melihat manfaat yang keluar dari kegiatan penambangan itu.
“Tapi semua terserah kepada masyarakat Paseban. Dampak penambangan memang ada, tapi manfaatnya juga banyak,” pungkasnya.
Reporter: Vicky MD
Redaktur: A6