Komunitas Ruang Kita Ajak Sampaikan Kritikan Melalui Sastra

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM | Pamekasan- Senin (4/1/202) malam, Komunitas Ruang Kita gelar kongkow literasi kali kedua di Jagad Kafe Pamekasan. Dalam kegiatan tersebut, komunitas berbasis literasi itu mengajak pemuda untuk menyampaikan kritikkan melalui sastra. Hal itu sebagaimana tema ‘Ketika Jurnalisme Dibungkam, Apakah Sastra Bisa Bicara?’ malam itu.

Gafur Abdullah, perwakilan dari Ruang Kita menyampaikan, banyak temuan bahwa jurnalisme dibungkam oleh oligarki mengisyaratkan demokrasi sedang tidak baik-baik saja. “Menurutnya, sastra perlu angkat bicara untuk menyampaikan aspirasi tentang segala hal yang dinilai janggal,” katanya saat membuka acara.

Gafur bilang, dengan cara diskusi melalui forum-forum kecil seperti yang dilakukan Ruang Kita tersebut, setidaknya pemuda dan mahasiswa secara khusus, bisa terketul hatinya untuk tetap mempertahankan idealismenya.

Acara tersebut dipandu oleh Baiturrahman, salah satu keluarga Ruang Kita sekaligus wartawan Mata Madura dan menghadirkan Ongky Arista Ujang Arisandi, Jurnalis Radar Madura sekaligus cerpenis dan novelis.

Baca Juga:  Ruang Kita Gelar Pelatihan Menulis Cerpen Berbahasa Madura

Ongky, sapaan akrabnya mengatakan, jurnalisme dalam arti sederhananya adalah alat yang bisa membuka kran opini publik. Namun demikian, cara pandang pada jurnalisme antara pemerintah dan masyarakat berbeda. “Pemerintah dan masyarakat punya perspektif tersendiri terhadap jurnalisme itu sendiri,” ujarnya mengalawi obrolan.

“Ketika bicara antara jurnalisme dan sastra, saya teringat pada apa yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma. Melalui buku yang ditulisnya, SGA memberikan pemahaman pada kita betapa pentingnya sastra dalam berdemokrasi. Fungsinya apa? Salah satunya untuk bisa menyampaikan keresahan atau kritik lewat karya yang estektik,” beber Sarjana Bahasa Inggris pentolan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura tersebut.

Menurut pria kelahiran Pulau Gili Raja Sumenep itu, sangat disayangkan jika idealisme mahasiswa luntur. Sebab pada saat berstatus mahasiswa justru bisa memanfaatkan untuk menjadi jembatan rakyat dalam menyampaikan aspirasi.

Baca Juga:  Komunitas Ruang Kita Siap Warnai Literasi di Pamekasan

“Untuk menyampaikan aspirasi tidak harus dengan jurnalisme. Teman-teman juga melalui cerpen, puisi dan karya sastra lainnya,” tegas Ongky.

Semenjak media sosial bermunculan, informasi cepat tersampaikan kepada publik. Boleh dikata, ungkapnya, penyampaian peristiwa atau informasi tidak melulu dengan karya jurnalistik. Akan tetapi, tegasnya, informasi yang disampaikan melalui karya jurnalistik, lebih terurai dan terstruktur. Karena jurnalisme lahir dari pendidikan.

“Tidak hanya itu, peristiwa yang tersaji dalam bentuk berita, datanya bisa lebih lengkap pun narasumbernya. Semisal, ada peristiwa banjir, makan bukan hanya video atau foto yang tersaji. Tapi akan disertai komentar pihak terkait. Baik dari terdampak maupun dari pemerintah terkait,” jelasnya.

Reporter: Bahrul Rosi

Redaktur: Zul