MEDIAJATIM.COM |Pasuruan – Wafatnya Hadratussyaikh KH Nawawi Abdul Jalil membawa duka yang sangat mendalam tidak hanya bagi keluarga, santri, wali santri, dan alumni. Namun, juga membuat Nahdliyin sangat bersedih.
Ulama yang memimpin Ponpes Sidogiri sejak 2005 itu merupakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). PBNU pun menginstruksikan agar nahdliyin menggelar shalat ghaib, yasinan, dan doa bersama.
Instruksi tersebut tertuang dalam surat PBNU Nomor 5129/C.I.34/06/2021. Surat tersebut ditandatangani oleh Pejabat Rais Aam KH. Misbachul Akhyar, Katib Aam KH. Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Prof. KH. Said Aqil Siroj, dan Sekretaris Jenderal PBNU H. A. Helmy Faishal Zaini.
“PBNU menginstruksikan kepada seluruh Pengurus Wilayah, Cabang, Lembaga, Badan Otonom Nahdlatul Ulama dan Pondok Pesantren di semua tingkatan untuk menyelenggaran shalat ghaib, pembacaan yasin dan tahlil untuk almarhum,” isi surat instruksi tersebut.
Untuk diketahui, Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri KH A Nawawi Abdul Djalil wafat, Ahad (13/6/2021) sore. Almarhum mengembuskan nafas terakhir di RS Lavalete Malang, setelah sebelumnya mendapatkan. Selama empat hari.
Kiai Nawawi dikenal sebagai Kiai Sepuh (Kiai Khos) yang dihormati di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang, Kiai Nawawi duduk sebagai anggota Ahlul Halli Wal-Aqdi (AHWA); bermufakat untuk menentukan kepemimpinan di dalam organisasi Islam terbesar yang berdiri pada tahun 1926. (nam)