Kusyairi Tegaskan 7 Prinsip Dasar Pengabdian

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM | Pamekasan – Dosen Muda Universitas Madura (Unira) Kusyairi menegaskan ada 7 prinsip dasar yang harus dimiliki dalam melakukan pengabdian.

Hal itu disampaikan Kusyairi saat menjadi pembicara dalam acara pengabdian pada masyarakat desa Debuan, Tlanakan, Sabtu (25/6/2022).

Dia menjelaskan, pengabdian masyarakat adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam beberapa aktivitas tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun.

Menurutnya, pengabdian hanya bisa direalisasikan oleh orang yang mempunyai jiwa mandiri atau kemandirian yang besar. Sebab, pengabdian itu harus didasari 7 prinsip.

“Tidak semua orang bisa melakukan pengabdian. Sebab pengabdian ini sangat berat, harus didasari tujuh prinsip. Jika prinsip itu sudah dijalankan, maka sudah benar-benar menjalankan yang namanya pengabdian,” jelasnya saat mengisi kegiatan yang bertema “Pemberdayaan Masyarakat Desa Debuan di Masa Pasca Covid-19 dalam Usaha Meningkat Mutu Pendidikan” tersebut.

Baca Juga:  Pengunjung Museum Mandhilaras 2023 Tembus 9.364 Orang, Disdikbud Pamekasan Keluhkan Gedung Kurang Memadai

Dia merinci, 7 prinsip dasar itu meliputi etos kerja, tangguh, tahan banting, berdaya juang tinggi, long live education, kontributif, dan etalase.

“Seorang pengabdi itu harus memiliki etos kerja yang bagus. Agar pengabdiannya betul-betul berkualitas. Tangguh dan tahan banting. Sebab biasanya, selalu ada saja godaan yang bisa mematahkan semangat pengabdian yang kita punya,” tegas Alumnus Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan itu.

Tidak hanya itu, daya juang yang dimiliki orang yang sedang menjalankan pengabdian harus tinggi. Jangan hanya karena hal-hal yang kecil menyebabkan balik arah perjuangan.

Baca Juga:  Songsong Pemilu 2024, Gerindra Pamekasan Gelar Dialog Interaktif

“Yang tak kalah pentingnya, long live education. Kita harus terus menginspirasi dan memberikan pendidikan atau mendidik. Karena itu hakekat dari pengabdian, tidak pernah lepas dari pendidikan,” lanjutnya.

Terakhir, dalam mengabdi itu harus kontributif dan menjadi percontohan yang baik. Sehingga pengabdian yang dijalani menjadi lebih bermakna.

“Kontribusi itu sangat penting. Agar tujuan kebermanfaatan dari roh pengabdian bisa tercapai. Dan harus menjadi teladan atau percontohan. Dalam artian, percontohan yang baik atau yang sering kita sebut sebagai etalase,” tukas pria yang juga berprofesi sebagai wasit sepak bola itu.

Reporter: Bahrul Rosi

Redaktur: Zul