Daerah  

Enam Titik di Sungai Arosbaya Alami Penyempitan, Pemda Hanya Mampu Menormalisasi di Satu Titik Sungai Saja

Media Jatim
Normalisasi Sungai
(Dok. Media Jatim) Proses pengerukan Sungai Ngantemoran di Kecamatan Arosbaya, Bangkalan, Senin (9/1/2023).

Bangkalan — Enam titik di Sungai Arosbaya, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, alami penyempitan.

Salah satu nelayan Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya Bilal Kurniawan menjelaskan bahwa lima titik penyempitan Sungai Arosbaya itu terjadi di sungai utama dan di beberapa anak sungai.

“Ada satu titik di sungai utama, yakni di daerah Ngantemoran, sedangkan lima titik lainnya di anak sungainya,” katanya, Senin (9/1/2023).

Berdasarkan kesaksian Bilal, sampai detik ini, normalisasi sungai yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) hanya di satu titik saja di sungai utama. Sedangkan lima anak sungai yang juga mengalami penyempitan, hingga kini tetap dibiarkan, belum ada kepastian penanganan normalisasi.

Baca Juga:  Toko Kelontong dan Rumah Warga di Bangkalan Terbakar, Api Diduga dari Percikan Bensin

“Hanya di Sungai Ngantemoran yang saat ini dilakukan pengerukan pakai alat berat, padahal penyebab banjirnya bukan hanya di situ, masih ada lima titik lainnya,” ucap dia.

Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Bangkalan Mohni mengungkapkan, Pemda memang hanya bisa melakukan bantuan pengerukan di satu titik saja.

“Kami menyewa alat berat untuk melakukan pengerukan pada titik-titik sungai yang mendangkal di wilayah rawan banjir. Sementara hanya di satu titik, anggarannya nanti dari Belanja Tidak Terduga (BTT),” ungkapnya, Senin (9/1/2023).

Normalisasi sungai di wilayah Arosbaya dan Blega, kata Mohni, seharusnya tidak bisa dilakukan oleh Pemda. Sebab, program itu bukan kewenangan daerah, melainkan sudah ranahnya Pemerintah Provinsi (Pemprov).

Baca Juga:  Realisasi PAD Dishub Bangkalan Kurang Rp600 Juta

“Tapi kalau menunggu dari Pemprov akan lama, butuh proses panjang. Beberapa waktu lalu, sudah ada dari Pengairan Provinsi, mereka melakukan survei, tapi kami belum tahu hasilnya,” pungkasnya. (hel/faj)