Banner Iklan Media Jatim

Tiket Wisata Bukit Jaddih Bangkalan Berlapis-lapis, Disbudpar Mengaku Belum Temukan Solusi

Bukit Jaddih
(Helmi Yahya/Media Jatim) Seorang wisatawan berfoto di atas Bukit Jaddih, di Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Bangkalan, Jumat (27/1/2023).

Bangkalan — Jumlah tiket masuk ke Wisata Bukit Jaddih, Desa Jaddih, Kecamatan Socah, tidak hanya satu. Bahkan, dua sampai tiga tiket.

Hal tersebut membuat wisatawan tidak nyaman. Salah satunya dirasakan Vatra Satria Devana, warga asal Kabupaten Lamongan.

Banner Iklan Media Jatim

Di sisi lain, sarana dan prasarana wisata dianggap tidak sesuai dengan tiket yang dibayar. “Saya kapok. Tidak sesuai dengan tiketnya,” katanya, Jumat (27/1/2023).

Vatra mengatakan, saat memasuki portal, ada tiket masuk Rp5 ribu. Jika ingin ke danau buatan, harus bayar lagi Rp5 ribu, dan jika ingin naik ke puncak harus bayar lagi Rp5 ribu.

Kemudian jika ingin masuk ke kolam renang harus membayar Rp20 ribu. “Saya tadinya mau ke danau, tapi tidak jadi, akhirnya hanya naik ke atas,” bebernya.

Baca Juga:  Ditemukan Penderita Campak di Tiga Kecamatan, Dinkes Bangkalan Bakal Kebut Vaksinasi

Salah seorang petugas di pintu masuk wisata, M Muslim, menjelaskan, bahwa tiket yang diambil dari pengendara hanya untuk pintu masuk wisata.

Sementara untuk masuk dan menikmati wahana masih diberlakukan tiket karena lahan dan jalan di pintu masuk berbeda pemilik.

“Kami ambil tiket karena jalan utama ini menjadi lahan kami dan kami yang membuatnya,” terangnya.

Dia mengatakan, bahwa pemberlakuan tiket yang berlapis-lapis ini sudah diketahui pemerintah daerah.

“Penarikan tarif tersebut sudah diketahui pemerintah daerah, dan sudah sewajarnya karena kami yang membuat jalan ini,” tegasnya.

Baca Juga:  Kuliah dengan Jerih Payah Sendiri, Anak Buruh Tani Asal Lamongan Ini Jadi Wisudawan Terbaik UTM

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bangkalan Moh Hasan Faisol mengaku sudah pernah memanggil pengelola Wisata Bukit Jaddih pada 2019, tetapi tidak menemukan solusi.

“Saya sudah memanggil mereka bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Socah, tapi tetap tidak menemukan solusi,” katanya, Jumat (27/1/2023).

Wisata tersebut ditangani dua pengelola. Satu menarik tiket di pintu masuk, dan satu lagi menarik tiket wahana wisata.

“Keduanya tidak mau mengalah karena merasa itu sudah lahan mereka, dan saya berharap ada pintu masuk baru yang bisa dibangun, sehingga tidak perlu menggunakan pintu masuk utama yang ditarik uang tiket itu,” pungkasnya.(hel/ky)