Banner Iklan Media Jatim
Daerah  

Kasus Pembuangan Bayi di Sumenep, Aktivis Perempuan: Jangan Salahkan yang Membuang!

Aktivis Perempuan
(Dok. Media Jatim) Sekretaris Cabang (Sekcab) Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Sumenep Nunung Fitriana.

Sumenep, mediajatim.com — Kasus pembuangan bayi di belakang Puskesmas Batuan, Sumenep, Minggu (12/2/2023), menuai perhatian dari berbagai pihak.

Seperti dari Sekretaris Cabang (Sekcab) Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Sumenep Nunung Fitriana, Senin (13/2/2023). Dia menegaskan, pembuangan bayi itu tidak sepenuhnya kesalahan dari pelaku yang diduga FA (19).

Salinan dari atas dedikasinya selama 5 tahun, menggagas banyak terobosan, menciptakan program-program lompatan dan berguna bagi masa depan Pamekasan_20230925_204820_0000
20230925_204733_0000
20230925_203345_0000

“Tetap harus dibaca sebagai kekerasan, sebab adanya relasi kuasa. FA bisa saja tidak berdaya meminta pertanggungjawaban pasangannya dan harus menanggung beban sendiri,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Senin (13/2/2023).

Sehingga, menurut Nunung, jika memang benar bayi tersebut hasil dari hamil di luar nikah, pihak kepolisian wajib menangkap pria yang telah menghamilinya.

“Polisi wajib menangkap lelaki bejat itu,” jelasnya.

Dia menegaskan, ibu yang membuang anaknya itu pasti memiliki rasa cemas, takut dan trauma atas kehamilannya.

“Hal itu harus bersama-sama dilihat, agar kita tidak hanya menyalahkan ibu yang membuang bayi,” tambahnya.

Selain itu, Nunung juga meminta masyarakat untuk tidak menghujat terduga pelaku, melainkan harus ikut mengayomi dan menguatkan keluarga yang bersangkutan.

“Peristiwa ini sekaligus warning bagi pemerintah daerah agar lebih komprehensif dalam membuat program pemberdayaan perempuan dan remaja. Tujuannya, agar mampu membentengi diri dari perilaku tak terpuji,” papar Nunung.

Baca Juga:  Ternyata Terduga Pembuang Bayi di Sumenep Masih Pelajar SMA

Perempuan yang juga aktif di PC Fatayat NU Sumenep itu menyebutkan, dalam dua bulan terakhir, peristiwa pembuangan bayi telah terjadi sebanyak dua kali di Sumenep.

“Seharusnya ini menjadi perhatian yang harus dicarikan solusi,” tukasnya.

Hal yang sama juga diungkap Ketua Korps Putri (Kopri) PMII Sumenep Alina Wafi. Dia meminta masyarakat agar bijak dalam menanggapi persoalan tersebut.

“Perempuan cenderung disalahkan. Padahal, sejatinya mereka kadang hanya menjadi korban pemaksaan pasangannya, atau faktor lainnya,” jelasnya kepada mediajatim.com, Senin (13/2/2023).

Terlepas dari itu, kata Alina, pihaknya mengharap aparat penegak hukum agar segera menelusuri motif yang melatarbelakangi terjadinya kasus pembuangan bayi tersebut.

“Kasus ini harus cepat diusut tuntas,” pungkas Alina. (rif/zul)