MAN 1 Pamekasan Klaim Guru Arif Dimutasi Bukan karena Kritik Toilet Berbayar, Kepala Madrasah: Kejadian 2018, Dipindah 2022!

Media Jatim
Man 1 pamekasan
(Dok. Instagram Maduraholic) Kepala MAN 1 Pamekasan No'man Afandi (tengah) saat diwawancarai awak media, Jumat (22/9/2023).

Pamekasan, mediajatim.com – Mohammad Arif tidak lagi menjadi guru di MAN 1 Pamekasan sejak akhir 2022 lalu.

Pada akhir 2022 itu, Arif dimutasi dari MAN 1 Pamekasan ke MA Miftahus Sudur, Desa Campor, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.

Mutasi guru Arif disebut-sebut bukan tanpa ada sebabnya.

Sebagaimana kabar yang beredar, guru Arif dimutasi karena mengkritik kebijakan Kepala MAN 1 Pamekasan No’man Afandi yang memberlakukan toilet berbayar Rp500 untuk siswa pada 2018.

Kala itu, Arif menilai, toilet sekolah yang berbayar Rp500 adalah kebijakan yang aneh karena sekolah berstatus negeri dan fasilitas sekolah adalah milik negara, selain juga merugikan siswa.

“Saat rapat waktu itu dengan Pak No’man, saya tanyakan tujuannya apa, dan malah direspon dingin,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Jumat (22/9/2023).

Akibat mengkritik kebijakan pada 2018, guru Arif mengaku digeser dari jabatannya sebagai Waka Kesiswaan pada 2021.

“Saya menegur agar merapatkan terlebih dahulu terkait program apa saja yang akan dijalankan, bukan malah sepihak, apalagi No’man ini masih terbilang baru masuk ke madrasah,” kata Arif.

Baca Juga:  Pj Sekda Pamekasan Pimpin Upacara Hari Pramuka Nasional ke-63

Selain toilet berbayar, ada sejumlah hal lain yang juga dikritik oleh Arif. Di antaranya gedung yang masih layak pakai kemudian digusur, taman-taman dibongkar dan buku-buku di perpustakaan banyak yang hilang.

Lalu, pada akhir 2022, sepulang dari tanah suci menunaikan ibadah umrah, Arif dimutasi ke MA Miftahus Sudur.

“Saat itu ada Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Pendma) Kemenag Pamekasan Baddrus Somad mengantarkan surat kepada saya, dan juga menyerahkan ke Tata Usaha MAN 1 Pamekasan Fauziyah, ternyata setelah dibuka itu surat mutasi saya,” bebernya.

Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala MAN 1 Pamekasan No’man Afandi menjelaskan bahwa mutasi guru Arif tidak ada sangkut pautnya dengan toilet berbayar.

Toilet berbayar ini, kata No’man, hanya diberlakukan tiga minggu pada 2018, sementara mutasi guru Arif terjadi empat tahun setelahnya atau pada 2022.

“Toilet putra sering dijadikan tempat merokok dan menyelinap saat jam pelajaran, maka aturan tersebut (toilet berbayar, red) untuk efek jera agar para siswa tidak sebentar-sebentar ke toilet,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Jumat (22/9/2023).

Bahkan selain itu, kata No’man, kadang bak mandi toilet dikencingi oleh siswa dan tidak jarang siswa mandi langsung ke bak mandinya hingga air menjadi keruh.

Baca Juga:  Kronologi Dua Pencabul Siswi SMP di Bangkalan Dibekuk dengan Cara Dijebak Polisi Wanita!

“Toilet berbayar itu muncul setelah rapat dengan Waka, dan bagi yang tidak punya uang, dibolehkan masuk toilet, dan Alhamdulillah, setelah itu siswa tidak lagi keluar masuk kelas gara-gara mau ke kamar mandi,” ucapnya.

Uang hasil toilet berbayar itu, lanjut No’man, dikumpulkan kemudian diserahkan ke masjid sebagai amal jariah siswa.

“Soal mutasi itu biasa, tentu hanya sebagai penyegaran saja, namun, lebih lengkapnya bisa mengonfirmasi ke Kemenag Pamekasan, namun, yang pasti tidak ada hubungannya dengan toilet berbayar tersebut,” bebernya.

Kasi Pendma Kemenang Pamekasan Baddrus Somad juga menjelaskan hal serupa, bahwa mutasi guru Arif murni sebagai penyegaran dan biasa terjadi di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Mutasi itu lumrah terjadi, dan tidak hanya satu orang saja, yang lain pasti mengalami mutasi itu, dan tentunya tidak ada kaitannya (mutasi guru Arif, red) dengan toilet berbayar tersebut,” pungkasnya.(rif/ky)