Wow! Ada Resep Sepakbola Gembira di PMU

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM, Pamekasan – Perlahan tapi pasti, Persepam MU mulai menemukan permainan terbaik di bawah arahan pelatih Rudy W Keltjes jelang pentas Liga 2. Salah satu resepnya adalah sepak bola gembira yang diterapkan sang pelatih.

Ide Rudy soal sepak bola gembira ini muncul karena dilatarbelakangi akan ketatnya jadwal pertandingan dan tekanan kompetisi yang akan dihadapi Faris Aditama dkk., baik saat tandang maupun ketika pulang ke markas tim selama melakoni Liga 2. Dengan rutinitas itu, Rudy menilai para pemain bisa dihinggapi kejenuhan bila hati mereka tidak dibuat gembira.

“Bagi saya pemain harus disiplin saat latihan dan pertandingan, karena jika pemain punya rasa disiplin akan menguntungkan mereka kedepannya. Lihat saja orang-orang militer, hidup mereka selalu bugar dan fresh,” tutur Rudy.

Baca Juga:  Ketika Pemain Muda Madura United Terjerat Hukuman

“Tapi mereka bisa bercanda, bermain game atau kuliner bersama setelah latihan maupun usai pertandingan. Jika tak dibuat gembira, kelelahan itu makin terasa,” sambungnya.

Kiat agar psikologis pemain tak terganggu, mantan direktur teknis timnas U-19 tahun 2013 itu menyarankan semua pemain tim agar memiliki rasa kekeluargaan antar pemain. Selain itu, Rudy tidak pernah membebani pemain dengan target poin tertentu ketika bertanding. Dia hanya minta mereka menikmati permainan dengan hati senang.

“Rasa kerbersamaan, emosi tak mudah tersulut ketika menghadapi masalah di lapangan, apakah disebabkan kinerja wasit, provokasi dengan pemain lawan, maupun teror suporter, Karena satu sama lainnya akan saling mengingatkan agar tetap tenang dan gembira dalam bermain,” jelasnya.

Baca Juga:  Rudy Keltjes Instruksikan Persepam MU Tampil Lepas

Pelatih asal Situbondo, Jatim ini hanya mengingatkan kepada pemain hasil akhir sepak bola itu ada menang, seri, dan kalah. “Biar pemain sendiri mau pilih hasil akhir yang mana. Toh, mereka juga sudah bisa mengukur kekuatan tim sendiri dan lawan. Kalau saya terlalu kaku, mereka akan malah tertekan. Karena sebelum bertanding mereka sudah lelah fisik dan mental akhirnya permainan jadi serba emosi dan tak terkontrol,” paparnya. (*)