Mediajatim.com, Pamekasan – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Pamekasan, nuansa politik terasa kian mendidih. Acara Silaturrahmi dan Buka Puasa Ramadan 1448 H oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan semula dikhawatirkan bernuansa politik.
Kekhawatiran tersebut muncul karena penceramahnya adalah KH Kholilurrahman yang santer diberitakan bakal bertarung di pilkada tahun depan. Namun, kekhawatiran tersebut langsung sirna saat acara tersebut berlangsung khidmat di halaman kantor PCNU Pamekasan, Kamis (22/6) sore.
Selain karena Kiai Kholilurrahman merupakan Mustasyar PCNU Pamekasan, PCNU rupanya mengundang tidak hanya seorang tokoh politik. Tetapi, semua figur yang digadang-gadang bakal mewarnai konstelasi politik di Kota Gerbang Salam hadir dalam acara yang juga dikemas dengan santunan anak yatim tersebut.
Semua politisi yang ingin mengabdi pada NU betul-betul difasilitasi. Tiada politik praktis.
“Bingkisan yang diberikan kepada undangan, ada yang bergambar Tretan Taufadi, Pak Ismail, Kiai Kholil, dan lainnya. Ini sebagai wujud komitmen kami bahwa ‘NU Rumah Bersama’. Ragam perbedaan partai politik dan sejenisnya langsung melebur dan menjadi sama ketika masuk ke rumah NU,” tegas Ketua PCNU Pamekasan, KH Taufik Hasyim, yang disambut tepuk tangan hadirin.
Kiai Taufik menegaskan, pihaknya bersama jajaran pengurus PCNU lainnya beserta lembaga dan banom berkhidmat tiada lain hanya ingin diakui sebagai santrinya KH Hasyim Asy’ari. Di samping itu, juga berharap kelak bisa berkumpul dengan para kiai dan pendiri NU.
Dalam kesempatan itu, Kiai Taufik juga memaparkan prestasi PCNU Pamekasan yang terbaru. Yakni, masuk 9 besar NU Award dari 34 cabang se Jawa Timur. Informasi tersebut diumumkan pada 23 Ramadan kemarin.
“Mohon sambungan doa dan bantuan MWCNU, Lembaga, dan Banom untuk melengkapi data-data karena bakal ada visitasi dari PWNU Jawa Timur. Data organisasi lengkap dan program jalan adalah amanah konfercab yang harus kita realisasikan. Tapi NU Award ini hanya alat, tujuan utamanya ialah perbaikan NU ke depannya,” tegas Pengasuh Pesantren Sumber Anom, Palengaan, Pamekasan tersebut.
Kiai Taufik juga mengetengahkan ketegasan PCNU Pamekasan yang mengirim surat ke PBNU terkait Permendikbud yang memberlakukan 5 hari masuk sekolah. Atas persetujuan masyaikh, surat tersebut berisi penolakan keras terhadap gagasan mengurangi hari masuk sekolah karena bakal menggerus jam masuk Madrasah Diniyah.
“Kami akan selalu berupaya melestarikan Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) dalam semua aspek. Sehingga, Aswaja dalam bingkai NKRI tetap abadi hingga hari kiamat,” tegasnya.
Reporter: Fathorrahman
Redaktur: Nur Aini