web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Nasib Guru, Inilah Testimoni Anggota DPRD Jatim

Media Jatim

MediaJatim.com, Pamekasan-Jangan pernah menyerah untuk menjadi guru yang baik. Mendidik adalah tugas yang teramat mulya. Sebab, dari besutan tangan gurulah lahir pemimpin dan tokoh yang kemudian mengelola negara ini sesuai dengan tingkatannya. Dari tangan gurulah lahir pengusaha-pengusaha yang menggerakkan ekonomi di negeri ini sesuai dengan levelnya.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

“Namun posisi guru yang begitu penting itu tak diimbangi dengan ‘balasan’ yang memadai, terutama guru honorer,” tukas anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Moch Eksan saat menjadi pemateri dalam Seminar Nasional di aula STAIN Pamekasan, Madura, Rabu (2/4).

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Menurut Eksan, tidak hanya tidak memadai pendapatan yang diperoleh guru, namun tak jarang mereka mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari murid-muridnya. “Kasus kekerasan yang mendera seorang guru di Sampang dan tempat lain merupakan potret buram nasib guru,” lanjutnya.

Walaupun demikian, Eksan berharap agar guru tetap semangat untuk mendarmabaktikan tenaga dan pikirannya bagi kemajuan dunia pendidikan kendati balasannya tak seberapa.

“Saya dulu juga seorang guru, dan saya merasakan betapa balasannya sangat tidak memadai. Walaupun begitu, saya tetap semangat. Sebab, saya yakin soal rezeki Allah yang ngatur, mungkin dari tempat lain ,” tuturnya.

Eksan lalu memberikan testimoni tentang profesi guru yng sebetulnya tidak mudah. Dikatakannya, dulu dirinya pernah mengajar 58 jam per minggu di Madrasah Aliyah Jember. Mulai dari bahasa Arab, Sosiologi hingga Tata Negara.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Selain itu, ia masih mengajar di sebuah pesantren. Sehingga praktis waktunya, sejak pagi hingga sore dihabiskan untuk mengajar. Belakangan Eksan juga mengajar di STAIN Jember dengan mata kuliah bahasa Arab. Saat itu, Eksan kemana-mana, termasuk ke sekolah dan pesantren, masih menggunakan kendaraan umum.

Baca Juga:  KKN Tematik, Program Unggulan STIE Bakti Bangsa

“Gaji mengajar hanya pas untuk makan dan transport. Tapi akhamdulillah, ada rezeki lain yang saya dapat. Saat itu saya rajin menulis di koran, dan hasilnya lumayan,” jelasnya.

Nasib kemudian menggiring Eksan berkenalan dengan dunia politik saat ia manjadi anggota KPUD Jember di awal-awal era reformasi. Lepas dari KPUD Jember, Eksan mendapat kepercayaan untuk memimpin Partai NasDem Jember. Di bawah pimpinan Eksan, Partai NasDem Jember meraih 5 kursi DPRD dalam Pemilu Legislatif tahun 2014.

Eksan sendiri lolos ke Indrapura -sebutan untuk gedung DPRD Jatim- sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan 4 (Jember-Lumajang).

“Bayangkan dari gaji yang asalnya hanya ratusan ribu saat jadi guru, sekarang puluhan juta. Saya yakin ini juga berkahnya jadi guru, dan doa murid-murid saya,” urainya.

Oleh karena itu, Eksan berharap agar siapapun tak pernah kapok untuk jadi guru. Sebab, jika profesi guru dijalani dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, pasti bermanfaat untuk orang lain dan keberkahan niscaya datang mengiringi.
Ok, selamat hari pendidikan nasional.

Reporter: Aryudi Abdul Razaq

Redaktur: Sule Sulaiman