La Nyalla: Persatuan Bangsa Lebih Penting Daripada Debat Bahasa Inggris

Media Jatim

MediaJatim.com, Surabaya – Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari daerah pemilihan Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti, berharap polemik soal debat berbahasa asing untuk calon presiden segera disudahi. Polemik itu sudah mengarah ke hal yang kontraproduktif karena kini berkembang menjadi ajang adu bully di media sosial.

“Polemik debat berbahasa asing ini, mulai Inggris sampai Arab, sudahi sajalah. Ini polemik yang nggak mutu. Sudah tidak produktif,” ujar La Nyalla kepada media di Surabaya.

“Tenaga kita sebagai bangsa terkuras untuk hal-hal yang begini. Bangsa lain sudah berdebat soal robot dan pertanian dengan komoditas super, kita masih bertengkar soal debat pakai bahasa apa,” imbuh La Nyalla yang juga ketua Kadin Jawa Timur.

Menurut La Nyalla, akan lebih elok jika perdebatan diarahkan ke hal-hal yang strategis, seperti permasalahan ekonomi, sosial-budaya, reformasi birokrasi, pengembangan teknologi informasi.

“Perdebatan itu inti demokrasi, tapi kita tidak usah permasalahkan pakai bahasa apa. Yang jauh lebih penting adalah substansi debatnya,” kata La Nyalla.

Dengan mengakhiri polemik debat berbahasa asing, La Nyalla berharap energi bangsa, khususnya netizen/warganet, bisa tersalurkan untuk hal-hal yang lebih produktif.

Baca Juga:  Rumah Relawan Prabowo-Gibran di Sumenep Diserang OTK: 1 Motor Dibakar, Jendela Dilempari Batu

“Jokowi dan Sandiaga Uno (Cawapres kubu Prabowo) juga sudah menyatakan penggunaan bahasa dalam debat agar tak perlu lagi dipermasalahkan. Lebih baik energi kita yang melimpah ini disalurkan ke pekerjaan, keluarga, membantu teman yang sedang kesusahan. Bukan malah saling hina di media sosial,” pungkasnya.

Mattalitti memberikan komentar terkait polemik soal debat berbahasa asing untuk calon presiden segera disudahi. Sebab Polemik tersebut sudah mengarah ke hal yang kontraproduktif karena kini hal tersebut sudah menjadi ajang adu bully di media sosial.

“Polemik debat berbahasa asing ini, memberikan indikasi bagi kita bahwa bahasa “Indonesia” sebagai bemersatu bangsa tidak lagi menjadi orientasi integritas kebangsaan.  Bahasa Inggris dan Arab memang menjadi bahasa internasional tapi jangan sampai melupakan primordial kebesaran dan kesatuan bangsa ini dengan hal yang tidak penting, saya harap reaksi bahasa disudahi sajalah. Ini polemik yang nggak bermutu. Sudah tidak produktif,” ungkap La Nyalla, Senin (17/9).

Baca Juga:  Eksan: Indonesia Bubar Tahun 2030, Singgung Perasaan NU

“Energi kita sebagai bangsa jangan sampai terkuras dengan hal-hal yang tidak mendidik. Bangsa lain sudah berdebat soal robot dan pertanian dengan komoditas super, kita masih bertengkar soal debat pakai bahasa asing, terus kapan mau maju bangsa kita” imbuh La Nyalla yang juga ketua Kadin Jawa Timur.

Menurut ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin), akan lebih elok jika perdebatan diarahkan ke hal-hal yang produktif dan strategis, seperti permasalahan ekonomi, sosial-budaya, reformasi birokrasi, pengembangan tata kelola dan lain-lain.

“Perdebatan itu subtansi dari nilai demokrasi kita,  tidak usah mempermasalahkan pakai bahasa apa. Yang jauh lebih penting adalah substansi debatnya yakni bagaimana masyarakat bisa mengerti terhadap apa yang disampaikan oleh kontestan,” kata La Nyalla.

Dengan mengakhiri polemik debat berbahasa asing, La Nyalla berharap energi bangsa, khususnya netizen/warganet, bisa tersalurkan untuk hal-hal yang lebih produktif.

“Energi kita yang melimpah ini lebih baik disalurkan ke pekerjaan, keluarga, membantu teman yang sedang kesusahan. Bukan malah saling hina di media sosial,” pungkasnya.

Reporter: Kholili

Redaktur: Sulaiman