MediaJatim.com, Sumenep – Warga Desa Batang-Batang Laok, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dikejutkan fenomena pengeboran sumur yang mengeluarkan lumpur panas mengandung gas dan api.
“Pengeborannya sudah dilakukan sejak senin lalu (11/2). Orang tahu mengandung gas dan api, baru kemarin,” tutur Nawawi, pemilik sumur, Jumat (15/2).
Sejak kamis siang kemarin (14/2), lanjut Nawawi, puluhan warga datang ke lokasi pengeboran sumur dan nekat mendekati titik semburan. Warga mengacuhkan garis polisi yang sudah terpasang mengeliligi lubang semburan lumpur panas yang mengandung gas tersebut.
Bahkan sebagian warga, termasuk anak-anak, nekat menerobos garis polisi untuk membakar jagung dan memakan hasil jagung yang di bakarnya. Meskipun hingga saat ini, belum ada hasil uji laboratorium, terkait kandungan gas dari lumpur panas, apakah beracun atau tidak.
Saat pengeboran sumur mencapai kedalaman 35 meter, air yang keluar dari lubang sumur sudah terasa panas. Lalu saat pengeboran mencapai kedalaman 62 meter, para pekerja mengangkat alat pengeboran sumur, karena bau gas dan lumpur yang keluar semakin panas.
“Saat ngebornya kedalaman 35 meter, sudah keluar air panas. Lalu kedalamannya 62 meter, alat bornya diangkat,” lanjutnya.
Sebelumnya, warga setempat juga melakukan pengeboran sumur, tidak jauh dari titik semburan lumpur panas mengandung gas tersebut. Namun 2 kali melakukan pengeboran, semua berjalan normal. Warga mengaku khawatir atas lumpur panas mengandung gas tersebut.
Sementara itu, secara terpisah Kepala ESDA Kabupaten Sumenep, Abd. Kahir menuturkan, fenomena yang terjadi di desa Batang-Batang Laok tersebut, hampir serupa dengan sejumlah kejadian di beberapa daerah lain di Kabupaten Sumenep.
“Kejadian itu (lumpur panas mengandung gas, red), sama seperti yang terjadi di beberapa daerah lain, Rubaru, Manding dll. Tapi kandungan gasnya kecil. Semburannya tidak begitu kuat,” ujar Kahir.
Kahir menambahkan, timnya sudah mengambil sampel kandungan gas dari lumpur panas tersebut. Pihaknya akan mengirim sampel tersebut ke laboratorium di Surabaya untuk memastikan
“Kami akan uji coba di laboratorium, ke Surabaya, untuk menentukan, beracun atau tidak,” tutupnya.
Reporter: Holis
Redaktur: Sulaiman