web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Display 17 Agustus _20250601_164350_0003
Display 17 Agustus _20250601_164349_0000
Display 17 Agustus _20250601_164350_0005
Display 17 Agustus _20250601_164350_0002
Display 17 Agustus _20250601_164350_0004
Display 17 Agustus _20250601_164350_0001

Kapok, Muzammil Minta Maaf ke PPK Kadur

Media Jatim

MediaJatim.com, Pamekasan – Setelah menyebarkan dan memviralkan foto komisioner PPK Kadur foto dengan caleg di acara PWNU Jatim, Muzammil akhirnya minta maaf, Ahad (14/4/2019). Permohonan maaf tersebut disampaikan langsung kepada Hairul Anam, Komisioner PPK Kadur.

“Saya mohon maaf. Tujuannya memviralkan foto tersebut tiada lain niat kontrol publik. Ternyata saya ceroboh, karena ternyata foto tersebut di tempat umum dan permintaan panitia yang menjaga daftar hadir,” terang Muzammil.

Bukannya dimarahi, Anam justru mengajaj Muzammil ngopi bareng di warung kopi milik warga Desa Kertagena Tengah, Kadur, Kabupaten Pamekasan.

“Mas Muzammil sebelumnya mengancam akan melaporkan saya ke Bawaslu. Saya tunggu. Tapi, tidak ada apa-apa. Saya suka pada orang yang biasa menggertak. Itu tanda berani,” puji Anam kepada Muzammil.

Baca Juga:  Rudy Keltjes Instruksikan Persepam MU Tampil Lepas

Sebelumnya, Anam menantang Muzammil selaku pihak yang keberatan dan mengancam akan melaporkan peristiwa tersebut. Muzammil meyakini tindakan Anam sudah menyalahi kode etik sebagai penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April 2019 mendatang.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030

“Saya hadir ke acara tersebut sebagai Kepala Badan Ansor Anti Narkoba (Baanar) Kabupaten Pamekasan. Panitia yang menghandle daftar hadir minta foto bareng. Kebetulan di dekat saya ada caleg yang turut ikut foto,” terang Anam.

Baca Juga:  Perbaikan Gedung Korpri Sumenep Telan Rp150 Juta, Ditarget Rampung sebelum Lebaran

Direktur koran Kabar Madura tersebut mengaku sama sekali tidak gentar manakala ada yang mau melaporkannya. Sebab, itu foto tidak untuk konsumsi publik. Sebelum melapor resmi ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Anam menantang pelapor untuk menunjukkan keberaniannya.

“Saya undang pelapor ke kantor. Kapan saja. Kita adu argumentasi berdasarkan aturan yang ada. Jika saya kalah, pada saat itu juga saya akan mundur sebagai penyelenggara. Tapi bila pelapor justru tidak dapat memberikan argumentasi yang kuat, maka dia harus minta maaf secara terbuka,” tegas Anam.

Reporter: Imam Syafi’i

Redaktur: Sulaiman