Sejak dilantik, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam tampak jago dalam pencitraan. Dua penghargaan MURI langsung diraihnya dalam hanya 100 hari kerja.
Terobosan Mall Pelayanan Publik dan Mobil Dinas Berbatik langsung diganjar penghargaan prestisius. Capaian yang cukup langka. Sebab, hanya Bupati Baddrut yang sejauh ini mampu meraihnya.
Bahkan kini, gagasan inovatif kembali diketengahkan politisi PKB tersebut. Yakni, mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang isinya terbilang unik: mengimbau pejabat dan warga Pamekasan untuk pakai batik saat Lebaran.
Apresiasi masyarakat pun pro-kontra. Bagi yang pro, kebijakan tersebut dipandang mampu menggenjot geliat perbatikan. Sementara yang kontra, sangat menyesalkan karena dapat menggerus pemasaran baju non-batik yang cukup berlimpah menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Di balik kesuksesan bupati muda itu, tampaknya masih berbau kamuflase. Sebab, sampai detik ini kebijakan yang menyentuh lapisan masyarakat bawah nyaris mustahil.
Di tengah capaian pencitraan hingga skala nasional, Bupati Baddrut seperti lupa pijakan: Warga miskin yang semestinya diutamakan, justru terlihat terabaikan.
Penegasan penulis tersebut tidak lepas dari adanya warga miskin yang terpuruk gara-gara tidak tersentuh kebijakan pemerintah. Sebutlah Misrani, janda miskin yang hidup sebatang kara di Dusun Daleman, Desa/Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan.
Nenek berumur 79 tahun tersebut hidup di bawah gubuk yang nyaris roboh. Saat penulis mengunjunginya, nenek Misrani sudah kesulitan berdiri. Untuk duduk saja, dia harus berselonjor. Kerutan wajahnya tampak menyimpan duka yang amat mendalam.
Matsuri, tetangga nenek Misrani, menjelaskan betapa nenek Misrani selama ini hanya dikasih harapan oleh pemerintah. Dia didata, tapi ujung-ujungnya tidak dapat bantuan sama sekali.
“Rumahnya difoto oleh orang yang mengaku dari pemerintahan untuk dikasih bantuan. Tapi sampai detik ini tidak ada apa-apa. Yang kami tahu, bupati yang sekarang hany sibuk pencitraan. Rasanya dak mau tahu keadaan masyarakatnya di bawah,” ungkap Matsuri.
Terlepas dari itu, Matsuri mengaku tetap berprasangka baik pada bupati sekarang. Dia yakin bupati yang pengalaman bertahun-tahun sebagai DPRD Jawa Timur nantinya bisa terbukakan hatinya untuk peduli kaum dluafa.
Saat dikasih bantuan oleh para pemuda yang sumbangan, Matsuri menemani Misrani. Tampak wajah berbinar Misrani kala menerima sembako, mukena, dan pakaian untuk Lebaran.
“Terima kasih, Nak. Saya doakan semoga kalian terus menebar manfaat,” ujar Misrani yang di dalam gubuknya terpajang banner logo Nahdlatul Ulama.
Kita doakan semoga Bupati Baddrut tidak hanya piawai dalam membangun pencitraan diri dan pemerintahannya. Tapi, betul-betul melahirkan kebijakan konkret yang langsung menyentuh lapisan terbawah masyarakat. Minimal, turun ke bawah menyaksikan langsung kondisi rakyatnya yang terjerat garis pemiskinan.
Agus Supriadi, Wartawan MediaJatim.com.
Ya allah bantulah ibu saya yg rawat saya dr kecil dialah misrani saya sedih melihatnya karna pemerintahan skarang sudah tdak memihak warga miskin ya allah yg membantu ibuk saya smuga di trima amalnya apalgi di saat buln ramada saya sendri sudah tdak bs membantunya karna buat makn sendri masih kurang ya allah trimakasih telah mndatangkn orag baik ya allah.