MediaJatim.com, Pamekasan – Mahasiswa Universitas Madura tidak pernah berhenti berinovasi. Terbukti dalam menanamkan konsep Matematika pada anak Madura, mereka menghadirkan media nostalgia yang diberi nama Selodor Bhanteng atau lebih dikenal istilah Loteng.
Madura adalah sebuah pulau yang di dalamnya terdapat banyak keunikan budaya, seperti kerapan sapi, batik Madura, dan juga permainan tradisional. Permainan tradisional yang dimainkan oleh anak Madura terdiri dari bhisek, remngerreman, lajengan, leker, balajet, bhanteng, selodor, dan lainnya.
Berangkat dari itulah, inisiatif muncul dari mahasiswa aktif jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Madura yang dipelopori oleh Dhofir, Durroh Halim dan Sayyidatun Nisa. Bagi mereka permainan tersebut dinilai jauh lebih dapat meningkatkan kemampuan, termasuk kemampuan kerja sama, sportifitas, kemampuan membangun strategi, dan ketangkasan serta karakternya.
“Permainan tradisional ternyata mampu berpengaruh dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak,” jelas Durroh Halim saat diwawancarai eksklusif, Selasa (25/06/2019).
Namun, lanjut Durroh Halim, dewasa ini mayoritas anak Madura, terutama di daerah perkotaan, sudah mulai lupa tentang permainan tradisional. Gadget dan Smartphone sukses membuat anak Madura lebih suka bermain game dengan ponsel pintar mereka.
“Setiap anak mempunyai hak untuk bermain, namun tentu memiliki syarat, misalnya tidak berbahaya, sukarela meningkatkan kemampuan eksplorasi anak dan interaksi sosial, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak,” jelasnya.
Ia juga memaparkan lebih jelas alasan mendasar pihaknya memilih permainan tradisional dalam upaya menanamkan konsep Matematika. Menurutnya dalam permainan tradisional, terdapat konsep Matematika yang tersembunyi. Anak Madura khususnya hanya bermain tanpa mengetahui konsep-konsep apa yang bisa dia dapat.
“Padahal, pelajaran matematika sangat bermanfaat sebagai ilmu dasar untuk penerapan di bidang lain. Namun pentingnya peranan matematika dalam kehidupan tidak didukung dengan fakta yang terjadi di lapangan,” ungkap mahasiswa yang akrab dipanggil Durroh tersebut.
Saat ini, di Indonesia, khususnya di Madura, hasil belajar matematika siswa sekolah masih tergolong rendah dan masih merasa bahwa pembelajaran Matematika sangat susah dipelajari. Sisi lain, meskipun manfaat permainan tradisional sangat banyak bagi tumbuh kembang anak, namun tidak banyak orang tua yang mengetahui manfaat tersebut.
Bahkan orang tua sangat jarang masih mengingat bagaimana memainkannya dan jarang menceritakan permainan tradisional yang pernah di mainkan dulu pada anak-anaknya.
“Hal ini tentu membuat eksistensi tradisional semakin tidak diketahui oleh masyarakat luas,” lanjut Durroh.
Untuk itu, sebuah solusi inovatif hadir untuk mengatasi masalah di atas, yaitu Loteng. Loteng singkatan dari selodor bhanteng, adalah penyatuan permainan tradisional yaitu selodor dan bhanteng yang dikemas semenarik mungkin tanpa menghilangkan keaslian masing-masing permainan yang dapat mempertahankan budaya tradisional dan menanamkan konsep matematika pada anak Madura.
“Ayo, kita bernostalgia kembali dengan permainan tradisional sembari belajar konsep-konsep Matematika,” pungkasnya.
Reporter: Zul
Redaktur: Sulaiman