Oleh: Teguh Wibowo*
Setiap orang Muslim, baik laki-laki atau perempuan, pasti mendamba prestasi husnul khotimah atau akhir hidup yang baik. Dalam buku ini dijelaskan, arti secara luas yaitu kita tutup napas di dunia dalam keadaan iman yang penuh kepada Allah. Kita tutup usia dengan amal-amal shaleh yang kelak menjadi penerang untuk jalan kita menghadap Allah.
Alangkah beruntung mereka yang meninggalkan dunia dalam keadaan husnul khotimah. Mereka menghadap Allah dengan tabungan amal yang berlimpah. Dalam kubur, mereka diperlakukan dengan baik hingga tibanya hari kiamat. Dan ketika hari besar itu datang, mereka akan mendapatkan kebahagiaan sejati, yaitu bertemu Allah di surga-Nya. Bukankah seperti itu pula keinginan kita? Maka, jalan satu-satunya untuk meraih husnul khotimah adalah dengan istiqomah menjaga hijrah. Setiap saat kita berjaga-jaga ketika ajal menjemput, kita berada dalam keimanan yang teguh (hal 4).
Penulis menambahkan, bahwa beramal shaleh bukan jaminan kita mendapatkan husnul khotimah. Namun, bukan berarti kita justru memutuskan untuk tidak beramal shaleh. Dengan beramal shaleh, peluang mendapatkan predikat khusnul khotimah semakin besar.
Setiap sedang beribadah, apalagi setiap selesai salat lima waktu, hedaklah kita memohon petujuk kepada Allah, agar iman diteguhkan dan selalu diberi hidayah. Kewajiban kita adalah bertakwa, menjauhkan diri dari dosa, agar kita siap jika Allah sewaktu-waktu meminta kita kembali kepada-Nya.
Sebagaimana disebutkan oleh para ulama dan para pakar, hijrah memiliki banyak makna. Hijrah zaman now ditekankan pada perpindahan hidup yang tadinya jauh dari Allah menjadi hidup yang dekat dengan Allah. Hidup meliputi semua aspek dalam kehidupan, baik itu hati, pikiran, tingkah laku, amalan hingga penampilan. Hijrah berarti kita mengubah orientasi hidup dengan hanya bertujuan kepada Allah dan untuk Allah (hal 72).
Penulis menegaskan, Hijrah harus diniatkan karena Allah. Kekuatan hijrah karena Allah akan menghancurkan segala sifat buruk terhadap Allah, termasuk kekhawatiran-kekhawatiran tentang masa depan. Keyakinan kepada Allah akan menghapus semua ketakutan akan sempitnya dunia.”
Selain berniat yang benar, juga lakukanlah muasabah. Jangan remehkan dosa meskipun kecil. Jangan sekali-kali menganggap sebuah dosa merupakan perkara ringan. Apalagi menganggap dosa-dosa besar adalah hal yang biasa saja. Itulah penyebab kita enggan bertobat. Tobat adalah langkah awal dalam berhijrah menuju jalan Allah. Ini perlu dilakukan terus-menerus. Terus memohon ampun dan melakukan perbuatan positif. Dosa-dosa yang belum terampuni adalah salah satu penyebab hilangnya keberkahan hidup, seperti hati yang gelisah dan jiwa yang gundah (hal 51).
Allah berfirman, Orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (QS. At-Taubah: 20) (hal 52).
Jika sudah beriman dan berhijrah, bukan berarti segala urusan selesai. Bukan berarti perjuangan sudah menang dan purna. Tentu Allah akan menguji kita lagi, tahap demi tahap. Allah akan menguji iman hamba-Nya. Lulus atau tidak, bergantung pada seberapa kekuatan hamba untuk menghadapinya.
Bagaimana agar niat hijrah kita kuat? Caranya dengan mencari ilmu agama. Perbanyalah mendatangi majelis-majelis ilmu agar kita semakin mengenal Islam (hal 58). Agar hijrah kita berhasil, salah satu caranya berteman dengan orang-orang shaleh/shalehah. Berada di sekeliling mereka akan membuat kita termotivasi untuk melakukan kebaikan yang sama (hal 97).
Dalam menjalani proses hijrah, kadang kita terbayang-bayang oleh masa lalu dan ada keinginan untuk kembali ke sana. Seburuk apa pun masa lalu, tidak mungkin dihapuskan. Namun, kita melukis masa depan dengan ukiran yang jauh lebih indah. Istiqomah memang berat, tetapi harus diupayakan. Tanpa istiqomah tak akan tercapai suatu tujuan dan tak akan terwujud suatu keahlian.
Untuk memahami buku ber-genre motivasi Islam ini, kita dapat mengenali tiga kata kunci, yakni: husnul khotimah, hijrah, dan istiqomah. Keunikan buku berukuran 13×19 cm ini yaitu tata letak dan desain yang artistik, warna-warni. Tidak membosankan untuk dibaca.
Buku ini memberi tip-tip berhijrah dan menjaga istiqomah. Lebih lengkap, juga memuat 10 kisah seputar hijrah dan istiqomah berdasarkan pengalaman nyata para penulis kontributor. Secara keseluruhan buku ini cocok dibaca oleh berbagai kalangan. Perlu dibaca, dipelajari, dan diaplikasikan sebagai bekal menghadapi berbagai problematika hidup.
DATA BUKU
Judul : Istiqomah Until Husnul Khotimah
Penulis : Ririn A. dan Umar Habib (@inspiring_muslimah)
Penerbit : Wahyu Qolbu
Cetakan : I, Agustus 2018
Tebal : vi + 208 halaman
ISBN : 978-602-6358-66-0
*) Koordinator Divisi Karya di Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa Timur. Seorang pembaca dan peresensi buku, penulis lepas, dan pegiat literasi.