InShot_20250612_093447937

H Badri: Sektor Pariwisata Perlu Digarap Maksimal

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember – Sektor pariwisata di Jember cukup potensial untuk dikembangkan dan menjadi sumber pendapatan yang besar bagi Pemerintah Kabupaten Jember. Dalam satu dekade terakhir, bidang pariwisata di Jember berkembang cukup pesat. Pihak swasta juga tak ketinggalan membangun sarana pariwisata di berbagai lokasi, yang itu menyedot pengunjung cukup banyak.

InShot_20250611_121708493
InShot_20250611_121725186
InShot_20250611_121808313
InShot_20250611_121920141
InShot_20250611_121834221

“Mereka (pengusaha) jeli melihat pariwisata di Jember sebagai hal yang sangat prospektif,” ujar tokoh politik nasional, H Badri Hamidi di kediamannya di Bangsalsari, Jember, Sabtu (26/10).

Menurut H Badri, pengusaha mempunyai daya penciuman yang bagus terkait prospek sektor pariwisata di Jember, dan terbukti usaha yang mereka bangun mendapat sambutan yang hangat dari masayarakat. Namun hal ini tidak terjadi dengan lokasi pariwisata pelat merah. Padahal, Pemkab Jember mempunyai asset pariwisata yang cukup bagus, seperti watu ulo, pemandian Rembangan, dan sebagaiya.

Baca Juga:  Harian Kabar Madura Akan Rayakan Hari Jadi ke-11 pada 1 Juni 2023: Mengawal Madura

“Itu bisa dikembangkan, dan sangat potensial untuk menjadi tempat pariwisata favorit, sehingga bisa menambah PAD (Pendapatan Asli Daerah),” ungkpanya.

IMG-20250614-WA0027

Pengusaha tambang batu bara itu menilai bahwa selama ini sektor parawisata kurang digarap secara maksimal oleh Pemkab Jember. Terkesan dibiarkan begitu saja, apa adanya. Padahal jika dikembangkan dengan konsep modern, tentu akan menyedot pengunjung lebih banyak. Dan pengaruhnya dari sisi ekonomi juga dahsyat.

“Jadi untuk melihat pengaruh ekonomi sebuah lokasi pariwisata, jangan cuma dilihat banyaknya pengunjung di lokasi tersebut, namun lihat multiplayer efek yang ditimbulkan. Jadi ketika sebuah lokasi pariwisata sudah berkembang, maka di situ ada manusia, ada pekerja, ada makanan minuman, ada transportasi , pengiapan, dan sebagainya. Besar sekali manfaatnya,” urai H Badri.

Alumnus Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Asembagus, Situbondo itu menambahkan bahwa modernitas harus dilakukan dalam pengembangan sektor pariwisata, namun jangan sampai mengabaikan unsur kearifan lokal.

“Modernitas diperlukan, kearifan lokal tidak boleh ditinggalkan, justru itu mempunyi daya tarik tersendiri,” pungkansya.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: A6