Firman Bacawali Surabaya: Hidupkan Warung Kelontong

Media Jatim

MediaJatim.com, Surabaya – Menjamurnya mall, mini market dan ritel besar membuat warung-warung kelontong dan warung pedagang kaki lima terdesak. Apalagi toko-toko modern sudah masuk ke permukiman warga, imbasnya banyak warung tradisional yang gulung tikar. Sebetulnya ada segelintir toko tradisional yang masih bertahan omzetnya memprihatinkan.

IMG-20241108-WA0044
IMG-20241108-WA0042
IMG-20241108-WA0043

Kondisi ini tak lepas dari perhatian Firman Syah Ali, Bakal Calon Wali Kota Surabaya yang akrab disapa Cak Firman. Menurut Cak Firman, banyak warung kelontong yang gulung tikar karena kalah bersaing dengan toko modern atau mini market. Pasalnya, toko modern didukung jaringan distribusi dan modal yang besar sehingga harga barangnya lebih bersaing ditambah lagi sejumlah fasilitas toko modern yang dilengkapi pendingin ruangan.

IMG-20241108-WA0045
IMG-20241108-WA0048
IMG-20241108-WA0047

“Harus dibangun kesadaran untuk belanja di warung kelontong milik tetangga. Selain menghidupkan usaha kerakyatan, hubungan kekeluargaan dan persaudaraan juga akan terjalin dengan sesama tetangga. Ini yang oleh Bung Karno disebut sebagai Ekonomi Gotong Royong. Kalau bukan kita yang berpihak kepada warung-warung kecil milik tetangga, lantas siapa lagi?,” tegas keponakan Menkopolhukam RI Mahfud MD ini.

Tokoh senior GP Ansor ini tak sekedar retorika mengajak belanja di warung tetangga, namun ia bersama keluarga mempraktekan hal tersebut sejak lama. Hal itu ia lakukan tak hanya di lingkungan tempat tinggal, tapi di setiap kesempatan.

Menurut Cak Firman jiwa kerakyatan tumbuh begitu saja secara alami dari dalam hati siapapun, tidak dibuat-buat dan bukan dalam rangka pencitraan.

Cak Firman bercerita bahwa dirinya sering terciduk wartawan dan terciduk teman-temannya ketika sedang makan di warung kaki lima, lesehan di trotoar serta belanja di warung-warung kecil milik tetangga.

“Belum lama ini, ada wartawan yang melihat sendiri saya dan keluarga belanja di warung kelontong. Saya betul-betul tidak tau kalau rumah wartawan itu bertetangga dengan toko kelontongan tempat saya belanja. Ini alamiah, tidak dibuat-buat, apalagi pencitraan,” terang Alumni UNEJ dan UNAIR tersebut.

Baca Juga:  Pakong Belum Selesai, Pemotongan Anggaran TPS Rp2 Juta Terkuak di Proppo dan Pasean!

Tak hanya urusan belanja urusan sehari-hari. Untuk urusan kuliner pun, Cak Firman lebih memilih kuliner kelas kaki lima. Warung kaki lima kesukaan Bendahara Umum IKA PMII Jatim ini antara lain Sego Sambel Mak Yeye Jagir, Rawon Kalkulator Taman Bungkul, Warung Pojok Pak Mo Sulung Sekolahan, Rawon Gajah Mada, Nasi Jagung Madura pojok Pegirikan dan Roti Maryam jl KH Mas Mansur Ampel.

Tapi Cak Firman mengakui, idealismenya pada pelaku usaha warung dan kuliner kaki lima bukan berarti ia sama sekali tidak belanja di mall dan mini market. Juga bukan berarti Cak Firman sama sekali tidak makan di restoran mewah.

“Momen-momen tertentu oke lah mengisi kebersamaan dengan orang-orang terdekat dan tamu-tamu khusus di resto-resto mewah. Tapi kalau sekedar ngopi-ngopi dan kuliner rutin sehari-hari, saya selalu memilih warung-warung kecil milik rakyat dan belanja di toko-toko kelontongan milik tetangga,” pungkas Tokoh HKTI ini.

Reporter: Agus Supriadi

Redaktur: Zul