web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01

Marwah Ansor Harus Dijaga

Media Jatim
Wildan (kedua dari kanan) bersama Bupati Lumajang, Cak Thoriq. (Foto: Aryudi AR/MJ)

MediaJatim.com, Jember – Wildan Khisbullah Suhma, nama lengkapnya. Sosok pemuda kelahiran Jember 7 Juli 1995 ini identik dengan Ansor, karena ia tumbuh dan berkembang di tengah-tengah keluarga Ansor. Memang, di Jember nama Wildan tak begitu populer, tapi bukan berarti ia tak punya prestasi. Wildan sudah tuntas melahap sejumlah agenda pengkaderan, mulai dari Diklatsar (pendidikan dan latihan dasar) hingga Kursus Banser Pimpinan (Susbanpim) tingkat nasional di Makassar tahun 2017.

Saat ini, posisi Wildan adalah Asisten Kegiatan Satkorwil Ansor Jawa Timur. Sebuah jabatan yang cukup membanggakan untuk ukuran kader Ansor sebelia Wildan. Sedangkan di Jember, Wildan menduduki Wakil Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor Kaliwates.

Baca Juga:  Nur Yasin: Pencegahan Stunting dengan Prevensi dan Edukasi Perlu Ditingkatkan

“Bagi saya biasa-biasa saja. Di manapun posisi kita, yang penting bisa berkhidmah untuk Ansor.” ucapya di kediamannya, Condro, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Jember Jawa Timur, Senin (15/6/2020).

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
3_20250527_130018_0002
2_20250527_130018_0001
1_20250527_130018_0000

Wildan, bukan hanya ucapannya yang sering merendah, tapi penampilannya juga low profile. Pembawaannya kalem dan tenang. Sebuah cerminan yang menunjukkan kedewasaan jiwanya, mendahului umurnya yang masih 25 tahun. Wildan juga tak biasa memamerkan keansorannya di depan publik.

Baca Juga:  Essay Writing Services - Tips to Hiring Essay Writing Services

“Lebel, apalagi sekelas Ansor bukan untuk dipamerkan, apalagi gagah-gagahan. Tidak perlu,” lanjutnya.

Bagi Wildan, Ansor bukan organisasi sembarangan. Sebab sejak awal, Ansor telah memproklamirkan diri sebagai benteng ulama. Embel-embel ulama itulah yang menjadi pembeda dengan organisasi kepemudaan lainnya. Dan itulah yang membuat Wildan harus berteluk lutut di hadapan Ansor. Bertekuk lutut dalam arti patuh dan menjaga marwah Ansor.

“Dalam kondisi apapun, marwah Ansor harus dijaga. Kader Ansor pantang memanfaatkan Ansor untuk kepentingan pribadi. Sebab jika itu terjadi, maka berarti marwah Ansor sudah tergadai,” pungkasnya.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: A6