Display 17 Agustus _20240829_131215_0000

Dewan Pembina Al-Akbar Sholehudin Maju Kepala Desa dan Ajak Masyarakat Tolak Politik Uang

Media Jatim

MEDIAJATAIM.COM | Pamekasan – Bukan rahasia lagi, dengan dana desa yang mengguyur ratusan juta setiap tahunnya, seharusnya meski tak memiliki banyak harta, setiap orang (masyarakat) mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai kepala desa.

Banner Iklan Media Jatim

Sholehudin, sosok alumni santri ini adalah calon kades tak berlimpah harta, hanya bermodal pengetahuan dan kepercayaan serta dukungan tokoh masyarakat sehingga timbul ide membuat program-program untuk kemajuan dan kemakmuran warga desa dengan anggaran yang setiap tahunnya lebih meningkat.

Ia telah mendapat restu bahkan diminta oleh Pengasuh Pondok Pesantren Bata-bata RKH Tohir Abd Hamid. Ia diminta sebagai calon kepala desa Waru Timur, Kecamatan Waru.

Restu itu disampaikan Ra Thohir saat menghadiri pertemuan rapat Alumni dan Komunitas Bata-Bata Bersatu (Al-Akbar) di Waru Timur, pada 9 April 2021.

Baca Juga:  Ketum ALIMKA Dorong Panitia Pilkades PAW Jaga Netralitas

Sholeh pria kelahiran 27 Juni 1987. Ia dewan pembina Al-Akbar. Ia akan bertarung dengan calon lain yang dua periode diembannya (patahana) dan peserta lain yang ada, bagaimana dia memenangkan pilkades.

IMG-20240908-WA0006
IMG-20240908-WA0007
IMG-20240907-WA0007

Dalam wawancara, Sholeh memohon doa agar terpilih dalam pilkades yang berlangsung beberapa bulan lagi. Sholeh yang lulusan sarjana ekonomi mempunyai beberapa program, di antaranya pelayanan desa yang optimal, perbaikan infrastruktur, penguatan pelayanan kesejahteraan sosial, Transparansi DD dan ADD, pengembangan BUMDes dan pemanfaatan dana hibah untuk pengembangan desa.

Baca Juga:  Sempat Stagnan, Kini Harga Jagung Prospektif Lagi

Sholehudin merancang program-program ini tentu sudah menghitung berapa kebutuhan anggarannya dan seberapa manfaatnya bagi warga desanya. Masalahnya, apakah warga desa tertarik dan memang membutuhkan program-program yang ditawarkan Sholehudin dan kemudian mau memilihnya? Tentu warga desa Waru Timur sendiri yang lebih tahu dan merasakan kepemimpinan sebelumnya.

“Yang jelas kalau masih mau pakai money politik, tidak akan berkah dan merusak citra demokrasi,” ujarnya.

Jika Sholehudin terpilih tanpa money politik untuk membeli suara rakyat seharusnya dia juga tak punya beban menyerap anggaran dana desa untuk menjalankan program-programnya tanpa berniat memotongnya atau dikorupsi sebagai pengganti modalnya membeli suara rakyat.

Reporter: Ist

Redaktur: Zul