MEDIAJATIM.COM | PAMEKASAN — Tahun 2022, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan bersama dengan Kemenag RI dan LPPNU Cabang Pamekasan akan memfasilitasi kegiatan inkubasi bisnis pesantren sektor ketahanan pangan dan peternakan di 13 pesantren sebagai pilot project.
“Kegiatan ini adalah bagian dari bentuk fasilitasi sarana belajar bagi generasi muda di kalangan santri, menumbuhkan semangat santripreneur di bidang pertanian dan sebagai sarana kemandirian pesantren,” ungkap bupati yang kerap disapa Mas Tamam itu.
Menurutnya, mitra-mitra lainnya untuk pengembangan pertanian di pesantren untuk tumbuh kembangnya Agri Santriprenuer akan terus berkembang. Seperti Fakultas Peternakan UGM dan lainnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Pamekasan Mawardi menuturkan, keberadaan pesantren sangat potensial untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. Sebab menurutnya, pesantren memiliki pemasaran dari hasil usaha yang dikembangkan dengan sangat mudah. Tinggal keinginan dari pengelola pesantren yang harus dimaksimalkan.
“Titik lemah kita dari sektor ekonomi, pengelolaan potensi ekonomi di pesantren. karena pesantren itu punya pasar sendiri, sehingga akan lebih mudah mengelola ekonominya, untuk peningkatan ekonomi umat,” ulasnya.
Ditegaskannya, untuk 13 Pesantren yang akan dijadikan pilot project dari gagasan program bersama ini sudah dipersiapkan, tinggal dikoordinasikan ulang dengan pengelola pesantrennya, supaya program kemandirian pesantren ini bisa diseriusi.
“Memang semua pesantren kami dorong untuk bisa mandiri, jadi melalui potensi yang dimiliki pesantren,” ulasnya.
Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Sumber Bungur Pakong Abd. Majid Ahmad Madani menyampaikan, dirintisnya program kemandirian pesantren melalui peternakan dan pertanian sebagai langkah regenerasi untuk mempersiapkan SDM Pertanian. Sebab berdasar analisanya semakin hari generasinya semakin terkikis.
“Seyogyanya sebagai pesantren dakwahnya tidak hanya sekedar kajian kitab klasik, tapi juga perlu program yang mengarah kepada ketahanan pangan,” tegas Abd. Majid.
Ditambahkannya, program kemandirian pesantren tersebut sebagai pendidikan life skill para santri. Sebab pada pendidikan formal ada jurusan khusus pertanian dan peternakan, sehingga nantinya ketika sudah menjadi alumni bisa mempunyai pilihan untuk mendirikan usaha baru.
“Untuk jangka panjangnya tidak hanya menjadi life skill bagi santri, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang sekiranya membutuhkan bimbingan, kita akan terbuka lebar,” ungkap Abd. Majid.
Di sisi lain, Ketua LPPNU Pamekasan H. Ilzamuddin mengungkapkan bahwa gerakan tersebut sudah mengarah ke kebijakan. Pihaknya akan terus berupaya memfasilitasi pesantren-pesantren dalam melahirkan agri santripreneur.
Reporter: Imam
Redaktur: Sule Sulaiman