Bangkalan—Imam Hambali (31) adalah warga Desa Petapan, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, yang bekerja sebagai satpam di salah satu Mal di Surabaya.
Di tengah kesibukannya yang setiap hari bolak-balik Bangkalan-Surabaya untuk menjemput rezeki, rupanya ia tetap punya waktu menekuni hobinya.
Hobi Hambali ini adalah membudidayakan ikan Cupang. Hobi yang ditekuni jauh sebelum ia bekerja sebagai satpam itu, selalu menjadi hiburan untuk dirinya, terutama ketika waktu-waktu luang saat ia pulang kerja.
Hambali bercerita, hobinya itu berawal saat ia ikut temannya membeli pakan ikan Lele di Jalan Gunung Sari Surabaya pada tahun 2019 lalu.
“Pada saat itu saya melihat ikan Cupang. Ternyata saya tertarik. Lalu saya beli dua,” ungkapnya ke mediajatim.com, Kamis (5/1/2023).
Setelah Hambali punya dua ikan, ia mengaku semakin tertarik. Merasa tidak puas dengan dua ekor ikan yang baru ia beli, lalu ia kembali ke Surabaya untuk membeli beberapa jenis ikan Cupang lainnya.
“Sejak saat itulah, saya tertarik untuk belajar mengawinkannya ikan Cupang untuk dibudidayakan” imbuhnya.
Bermodal pelajaran dari YouTube, Hambali melakukan beberapa kali percobaan untuk mengawinkan ikan.
Usaha memang tak akan mengkhianati hasil. Akhirnya Hambali berhasil mengawinkan ikan-ikannya setelah melewati berbagai eksperimen.
“Setelah berhasil dan menemukan komposisi yang pas, saya mulai mencoba iseng posting ikan di media sosial seperti facebook dan di beberapa market place,” tuturnya.
Tak disangka, ternyata ada beberapa orang yang memesan ikan yang dibudidayakan Hambali itu. Ia menjual hasil budayanya tersebut dengan harga yang beragam.
“Ikan cupang dengan warna silang jenis Fancy dan Slayer, misalkan, biasanya dibanderol dengan harga sekitar Rp300 hingga Rp800 ribu”, ungkapnya.
Hambali mengaku, pihaknya memang tidak menjual ikan budidayanya terlalu mahal. Karena ikan yang ia jual adalah hasil perkawinan silang.
Usaha Hambali dalam jual-beli ikan cupang terus berkembang. Bahkan ia pernah meraup keuntungan hingga Rp10 juta.
Seiring waktu berjalan, peminat ikan Cupang Hambali semakin luas, bahkan hingga ke luar negeri. Terbukti, ia pernah menerima permintaan ikan dari beberapa negara seperti Hongkong dan China.
“Mereka membeli ikan saya seharga Rp2 juta hingga Rp5 juta. Jadi beda jauh harganya dengan para pembeli dari dalam negeri,” tambahnya.
Sementara untuk pengirimannya ke luar negeri, ia mengaku juga belajar dari YouTube. “Ikan yang dikirim bisa aman hingga sepuluh atau bahkan lima belas hari dalam perjalanan,” tuturnya
Kini usaha Hambali semakin maju. Bahkan ia berhasil merekrut beberapa karyawan. “Karena sudah ada karyawan, jadi tugas saya sekarang hanya membantu mengawinkan ikan, itu saya kerjakan saat hari libur dan pulang kerja saja,” pungkasnya.(hel/faj)