Bangkalan — Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2022, Bangkalan masih dalam kategori wilayah dengan penderita stunting yang tinggi.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan Aris Budiarto mengungkapkan, pada tahun 2022, penderita stunting di Bangkalan mencapai 1.931 balita. Data ini dari hasil SSGI Kemenkes.
Kata Aris, jika dibandingkan tahun 2021 lalu, angka penderita stunting tahun 2022 tergolong lebih rendah. Karena pada tahun tersebut, balita yang terpapar stunting di Bangkalan mencapai 2.300.
“Yang jelas, sudah mengalami penurunan. Tahun lalu itu, Bangkalan tertinggi di Jawa Timur (Jatim) berdasarkan survei tahun 2021, persentasenya mencapai 38,9 persen, sekarang berdasarkan data tahun 2022, turun menjadi 28,2 persen,” jelas Aris, Jumat (27/1/2023)
Kabid Ketahanan dan Kesehatan Masyarakat, Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Bangkalan Trisna Hadi Pranata menyampaikan, meski angka penderita stunting menurun di banding tahun lalu, namun masih jauh dari target nasional.
“Meski turun, tapi belum mampu mencapai target nasional yang harus di bawah 14 persen,” ulasnya, Jumat (27/1/2023).
Kendati begitu, kata Hadi, bukan berarti kinerja Dinkes Bangkalan tak ada hasilnya. Penurunan penderita stunting di tahun 2022 sudah capaian yang bagus, sebab dalam waktu setahun mampu menekan hingga 10 persen lebih dari angka penderita stunting tahun sebelumya.
“Berkat kerja keras lintas sektoral, dan dukungan dari Pemkab, semoga saja di tahun ini bisa lebih maksimal dan bisa mendekati target nasional,” pungkasnya.(hel/faj)