Sumenep, mediajatim.com — Tahun 2023 belum genap berjalan dua bulan, namun kasus kekerasan perempuan dan anak di Sumenep sudah mencapai 15 kasus.
Hal itu berdasarkan data Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sumenep per 15 Februari 2023.
Disebutkan, 15 kasus itu meliputi satu kasus penelantaran, satu kasus pelecehan seksual, dan satu kasus penemuan bayi. Kemudian, satu kasus kekerasan dalam rumah tanggal (KDRT), dan 11 kasus pencabulan.
Jumlah kasus ini terbilang tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2022 lalu, dalam jangka satu tahun terdapat 40 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Rinciannya, 8 kasus penelantaran, 11 KDRT, 9 kasus pencabulan, dan satu pemerkosaan. Selain itu, tiga kasus pelecehan seksual, lima kasus penganiayaan, satu kasus bullying, satu kasus pencabulan anak berhadapan dengan hukum (ABH), dan satu kasus informasi dan transaksi elektronik (ITE).
Kepala Dinsos P3A Sumenep Achmad Zulkarnain menjelaskan, untuk mencegah maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini, pihaknya berupaya terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.
“Ini upaya untuk mencari langkah preventif agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi ke depan,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Rabu (15/2/2023).
Di sisi lain, Zulkarnain menyebutkan, pihaknya juga sudah melakukan pendampingan terhadap korban kekerasan tersebut. Bahkan, Dinsos P3A menyiapkan psikiater jika dibutuhkan.
“Kami tidak tinggal diam. Tapi yang harus diketahui, bahwa hal ini bukan hanya tugas kami, melainkan semua harus bersama-sama berjuang mengantisipasi hal itu,” jelasnya.
Salah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Sumenep, yang enggan disebutkan namanya, merasa khawatir dengan maraknya pencabulan kepada anak di bawah umur.
“Saya khawatir kalau peristiwa itu terjadi kepada anak saya, sehingga kadang merasa was-was ketika berada di luar rumah,” katanya kepada mediajatim.com, Rabu (15/2/2023).
Dia juga berharap, pemerintah bisa melakukan upaya pencegahan semaksimal mungkin agar kejadian serupa tidak terjadi kembali. (rif/zul)