7 Amanat Kiai Marzuki Mustamar untuk Warga Madura di Resepsi Satu Abad Nahdlatul Ulama MWCNU Kadur Pamekasan

Media Jatim
NU
(Ongky Arista UA/Media Jatim) Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar (baju merah) didampingi Bupati Pamekasan Baddrut Tamam (baju hijau) pada Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan MWCNU Kadur, Pamekasan (23/2/2023).

Pamekasan, mediajatim.com — Resepsi Puncak satu Abad Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan MWCNU Kadur, Kabupaten Pamekasan, dihadiri langsung oleh Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar, Kamis (23/2/2023).

Banner Iklan Media Jatim

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Marzuki menyampaikan setidaknya tujuh amanat penting di depan sekitar 20 ribu warga yang hadir di acara yang bertempat di lapangan depan Puskesmas Kadur tersebut.

Pertama, Kiai Marzuki meminta masyarakat tidak meninggalkan salat. “Salat lebih penting dari apa pun, dari apa pun, dan tidak ada alasan saudara boleh meninggalkan salat,” ungkapnya.

Perkara salat ini, kata dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu, kerap disepelekan. “Banyak orang menunaikan umrah namun meninggalkan salat, misalnya saat di penerbangan,” paparnya.

Kedua, dia mengajak para nahdliyin untuk tidak memelihara sikap iri dan dengki. Sebab, itu akan membakar diri sendiri dan menjadi penyakit dalam hati.

Baca Juga:  Bupati Pamekasan Komitmen Tingkatkan Pembangunan SDM

Ketiga, warga NU di Madura harus menjaga kerukunan antarumat beragama maupun beda agama. “Utamanya sesama warga NU, sesama agama, atau beda agama. Bahkan buatlah nonmuslim akhirnya menjadi muslim,” tegasnya.

Keempat, Kiai Marzuki juga mengajak warga untuk tidak saling suuzan. Kelima, untuk meneladani pesan perilaku Syekh Abdul Qadir Jailani yang sopan kepada anak kecil dan orang tua.

Andhep asor (rendah hati dan lemah lembut,red), tidak sombong, dan tetap berperilaku rendah hati kepada siapa pun. Bahkan, Kanjeng Nabi diperintahkan untuk berlaku baik atau andhep asor kepada para sahabatnya di mana mereka adalah murid Rasulullah,” jelasnya.

Keenam, untuk senantiasa mendekatkan diri kepada para ulama. Sebab, hanya para ulama yang mengetahui dasar-dasar keagamaan yang dipraktikkan masyarakat hari ini.

Baca Juga:  Pemkab Gencar Edukasi Masyarakat Soal Peredaran Rokok Ilegal

“Marzuki yang bodoh ini, menjadi orang NU agar dekat dengan para ulama, agar satu barisan dengan para ulama,” bebernya.

Ketujuh, memegang teguh prinsip NKRI harga mati. Dia mengatakan, hanya Indonesia yang memiliki penduduk Islam besar di dunia yang sampai saat ini aman dan hidup dengan tentram.

“Merusak Indonesia, mengacau Indonesia, membuli Indonesia, sejatinya sama saja dengan mengacaukan ahlussunah waljamaah, sebab, Indonesia aman dan tentram karena mayoritas warganya menganut ahlusunnah waljamaah dan mereka ini adalah orang-orang NU,” tegasnya.

Kai Marzuki berharap, kedaulatan NKRI harus tetap dijaga secara bersama-sama. Semua elemen masyarakat harus berpartisipasi menjaga keutuhan Indonesia utamanya warga NU.(*/ky)