Dua Hari Mogok Makan: Aktivis Sumenep Protes Tambang Galian C Ilegal hingga Pingsan

Media Jatim
Tolak Galian C
(mj11/Media Jatim) Tolak Amir, membentangkan poster, "Saya menyatakan mogok makan sebelum tambang galian C ditutup", saat melaksanakan aksi tolak tambang galian C di depan Kantor Bupati Sumenep pada Kamis (2/3/2023).

Sumenep, mediajatim.com — Merespon maraknya tambang galian C yang beroperasi secara ilegal di Sumenep, seorang aktivis, Tolak Amir, melakukan aksi mogok makan seorang diri di depan Kantor Bupati setempat, sejak Rabu (2/3/2023) hingga Kamis (2/3/2023).

InShot_20241111_121036630
InShot_20241111_154314461
IMG-20241108-WA0045

Aksi mogok makan yang dilakukan oleh Amir ini sudah berlangsung dua hari. “Karena sebelumnya tidak ditemui oleh Bupati, maka hari ini akan kembali melakukan aksi,” ungkapnya, Kamis (2/3/2023).

Dalam orasinya, ia membeberkan bahwa ada banyak tambang galian C di Sumenep yang beroperasi secara ilegal, salah satunya di Desa Kebun Agung, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, yang hingga detiknya tetap beroperasi.

Baca Juga:  Gelar Akhirusanah, PAUD IT Bina Cendekia Bekali Lulusan dengan Pendidikan Kewirausahaan

Menurut Amir, dampak penambangan tersebut telah menyebabkan kerusakan lingkungan di Sumenep. “Alam sebaiknya dijaga dan dilindungi, bukan dirusak,” pekiknya.

Selain membahayakan alam, kata Amir, tambang tersebut juga mengancam kesehatan warga sekitar, karena debu-debu yang biasanya bertebaran saat proses penggalian berlangsung, bisa membahayakan pada sistem pernapasan.

Banner Iklan Media Jatim

Namun tak sampai aksinya selesai, pemuda yang berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Wiraraja tersebut harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moh. Anwar Sumenep, karena pingsan dan tiba-tiba terkapar di jalan.

Menurut keterangan Aisyah, seorang perempuan yang ikut menolong Amir ke RSUD, kondisi Amir diinfus dan harus menggunakan tabung oksigen.

Baca Juga:  3 Penyuluh Tangani 417 Koperasi, Diskop Pamekasan Berdalih Pengangkatan SDM Wewenang Pemprov

“Kata dokter, pingsannya Amir disebabkan kelelahan dan tidak makan. Apalagi saat melakukan aksi di hari pertama dalam kondisi hujan,” ungkapnya, Kamis (2/3/2023).

Saat siuman, Amir masih kukuh untuk tetap melanjutkan aksinya. Karena aksi yang tengah ia jalani itu, lanjut Amir, adalah sebuah perjuangan yang harus dituntaskan.

“Besok jika memungkinkan, akan tetap dilanjutkan. Karena mereka (Pemkab Sumenep, red.) sama sekali tidak memiliki hati nurani dan kepedulian terhadap alam,” katanya, sambil ditenangkan oleh teman-temannya.

Hingga pukul 15.53 WIB, Bupati Sumenep atau perwakilan dari Pemkab masih belum menemui Amir yang terbujur lemas di atas ranjang RSUD dr. Moh. Anwar, Sumenep.(mj11/faj)