Pamekasan, mediajatim.com — Tidak semua orang bisa istikamah mengeluarkan duitnya sendiri untuk mentraktir makan banyak orang di sekelilingnya setiap hari.
Kalau pun ada, mungkin tidak banyak, dan pasti tidak banyak, dan barangkali, satu banding seratus atau bahkan seribu.
Seorang dokter spesialis paru RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan bernama Syaiful Hidayat adalah satu dari seratus orang itu.
Sudah 13 tahun dia istikamah mentraktir teman-temannya makan, bahkan, aktivitas mentraktir ini terjadwal.
“Setiap minggu ada jadwal makan masing-masing unit, biasanya yang ikut berkisar 15 hingga 20 orang pegawai RSUD,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Kamis (9/3/2023).
Selain mereka, tambah Syaiful, ada lima pegawai Poliklinik Paru yang setiap hari dia traktir makan. Dia mengatakan, itu dilakukan bukan untuk terlihat baik, tapi karena gemar dan merasa menemukan kebahagiaan saat berbagi kepada sesama.
“Salah satu alasan mengapa saya gemar mentraktir orang adalah saat kuliah di Universitas Indonesia (UI) pada 1993 dulu, saya hidup sangat hemat sekali, bahkan untuk tidur pun saya di masjid, bukan menyewa kos-kosan di Jakarta,” bebernya.
Pengalaman itu menjadi motivasi bagi dirinya untuk gemar berbagi. Menurut bapak dua anak itu, berbagi kebaikan dan kebahagian tidak harus kepada yang tidak mampu saja, namun juga kepada siapa pun yang berada di sekeliling kita.
“Hingga detik ini, saya sering memberi uang ratusan ribu kepada pemilik warung, yang saya bayangkan sederhana, yakni agar kalau ada abang becak beli nanti digratiskan, dan hal itu nikmatnya luar biasa,” paparnya.
Kendati loyal kepada sesama, Syaiful bukan tipikal orang tua yang menuruti atau memanjakan semua permintaan anak-anaknya.
Dia mengatakan, anaknya dia ajarkan untuk menikmati hidup yang sulit, penuh tantangan dan belajar pada fase dan proses serta tidak boleh langsung menikmati sesuatu yang enak dan mewah.
“Sehingga ketika dewasa nanti, dia bisa merasakan kesusahan orang lain, dan bisa berbagi kelak tanpa hitung-hitungan,” harapnya.
Sebab prinsip dan pandangan hidup itulah, Syaiful mengaku tidak pernah memanjakan anaknya, bahkan kendaraan yang ia berikan kepada anaknya–yang saat ini tengah belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya–bukan kendaraan mewah.
Ketua DPK PPNI RSUD Smart Pamekasan Moh. Ridwan Santoso mengatakan, bahwa dr. Syaiful adalah sosok paling royal dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi.
“Semua ruangan sampai manajemen kecipratan, dari Satpam sampai dokter spesialis juga kecipratan royalnya dr. Syaiful,” ungkapnya, Jumat (10/3/2023).
Pria yang akrab disapa Iwan itu juga mengatakan, bahwa dr. Syaiful adalah sosok dokter paling royal di RSUD Smart. “Sosialnya tinggi,” pungkasnya.(rif/faj/ky)