web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01

Ketua PPS di Sumenep Jadi Buronan Polisi dalam Kasus Penyelundupan Pupuk Subsidi 18 Ton

Media Jatim
PPS
(Dok. Mojok) Ilustrasi penyelenggara pemilu.

Sumenep, mediajatim.com — Polres Sumenep berhasil menggagalkan aksi penyelundupan pupuk subsidi 18 ton di Jalan Raya Pragaan kabupaten setempat, Rabu (8/3/2023) malam.

Dalam perkara tersebut, polisi berhasil meringkus dua orang sopir, yakni H (24) dan IH (40). Satu warga Kabupaten Sampang dan satu lagi warga Pamekasan.

18 ton pupuk yang diangkut menggunakan dua truk dari arah Kecamatan Bluto menuju Pamekasan itu terdiri dari 240 sak Urea dan 120 sak Phonska. Masing-masing truk berisi 9 ton.

Hasil penyelidikan polisi, oknum berinisial W adalah otak sekaligus pemilik pupuk yang hendak diselundupkan tersebut. Saat ini, W masih dalam pencarian polisi.

Baca Juga:  Cara Tangani Kejang pada Orang Dengan Epilepsi Menurut Neurologist RSUD Smart Pamekasan

“W berstatus DPO,” ungkap Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti Sutioningtyas saat dikonfirmasi mediajatim.com, Minggu (19/3/2023) malam.

Berdasarkan sumber mediajatim.com, W adalah pengusaha pupuk. Selain itu, dia menjabat sebagai Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Pemilu 2024 di salah satu desa di Kecamatan Bluto.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030

“W Ketua PPS Pemilu 2024 mendatang,” ungkap warga setempat berinisial M, Sabtu (18/3/2023).

Selain menjadi Ketua PPS, W juga menjadi Sekretaris Desa (Sekdes). “Benar, W juga Sekdes,” imbuh M.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Bagikan Beras Murah di Kecamatan Waru

Dikonfirmasi terkait hal itu, Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Sumenep Rafiqi mengatakan bahwa sampai saat ini tahapan pemilu masih belum terganggu meskipun terindikasi ada penyelenggara yang terjerat hukum.

“Kita masih menunggu kinerja polisi terkait dengan kasus itu, dan jika mengganggu terhadap tahapan pasti KPU akan melalukan evaluasi internal,” ungkapnya, Minggu (19/3/2023).

Ditanya apakah KPU sudah mendengar bahwa W dimaksud adalah panitia pemilu di salah satu desa di Kecamatan Bluto, Rafiqi mengaku belum bisa memastikan.

“Menurut kawan-kawan media, hasil tracking media begitu, tapi kepastiannya kita menunggu kinerja polisi,” pungkasnya.(mj11/ky)